Berita NTB
Nasional
Pendidikan dan Kebudayaan
Politik dan Hukum
Lombok Tengah, (21/4). Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok
Tengah tidak kuasa menahan emosinya saat sejumlah warga lingkar IPDN menggelar
unjukrasa di kantor Bupati menuntut pihak IPDN memprioritaskan warga lingkar
IPDN untuk dipkerjakan menjadi tenaga kontrak di lingkup kampus IPDN Lombok
Tengah.
IPDN Didemo, Sekda Termehek Mehek
Sekda begitu emosional ketika Deni dan kawan kawan berencana
akan menduduki kampus yang belum diresmikan tersebut. suaranya terdengar parau
menahan tangis, matanya berlinang dan nadanya meledak ledak.
Menurut Sekda, dengan menduduki IPDN maka yang akan sangat
dirugikan adalah pemerintah daerah dan seluruh masyarakat. “Saya orang yang
pertama akan menyesalinya jika itu dilakukan” kata Sekda.
Menurut Sekda untuk mendapatkan IPDN tidaklah gampang. Selain
bersaing dengan daerah lain, akan tetapi telah mengeluarkan dana yang besar. Sejauh
ini lobi lobi yang dilakukan pemerintah daerah mulai dari tingkat provinsi
hingga tingkat pusatpun berjalan lancar. “Saya ngemis ngemis ke pusat agar mau
di Lombok Tengah, perjuangan kita begitu melelahkan bahkan kita nyatakan siap
begitu ibu Sekjen Depdagri meminta kita sharing dana saking kepenginnya” kata Sekda
dengan nada menahan tangis.
Jika dilihat perjuangan pemda Lombok Tengah untuk mendapatkan
IPDN, wajar kalau Sekda menagis dan penuh emosional. Sebab untuk mendapatkannya
tidaklah gampang. Selain bersaing dengan sesame kabupaten di NTB, teta[pi juga
provinsi lain juga sangat menginginkan, namun setelah jadi dan akan diresmikan
justru masyarakat mempersoalkannya lantaran tidak terakomodir dalam perekrutan
pegwai kontrak di lingkup IPDN. “boleh ditanyakan bagaimana lelahnya saya untuk
melobi kesana kemari, maunya kita, semua warga kita bisa ikut disana, namun
terbatas yang diterima. Sekarang kalau menduduki maka akan keluar di interbet,
dikoran dan dibaca oleh seluruh dunia maka kita malu” tegas Sekda dengan nada
tersedu sedan.
Pihaknya sendiri memahami keinginan warga lingkar IPDN
seperti kelurahan Leneng, Kelurahan Renteng, Panjisari dan Desa Puyung untuk
berkerja di IPDN namun tidak serta merta semua bisa diterima. Terkait dengan
pernyataan warga yang menyatakan pihak IPDN sudah berjanji memprioritaskan
warga Leneng, Sekda sendiri tidak mengetahuinya. “kalau memang sudah ada
komitmen dengan IPDN, kami tidk tahu, perlu kami koordinasikan dan tanyakan
dengan pihak IPDN” jelasnya.
Sebelumnya Deni perwakilan warga saat bertemu dengan Sekda,
Asisten, Camat, Lurah di ruangr apat utama kantor Bupati mengatakan ada
permainan dan pesanan dalam perekrutan tersebut, terbukti dengan adanya
sejumlah anak pejabat sepert lurah dan mantan Lurah. Selain itu warga Lingkar
IPDN yang diterima sangat sedikit dan lebih banyak dari orang luar padahal
sebelumnya Wadir IPDN sudah berjanji akan memprioritaskan warga lingkar IPDN. “Kami
sudah dijanjikan namun nyatanya mana, kita sendiri tidak ingin menang sendiri
namun setidaknya porsi untuk lingkar IPDN lebih banyak” jelasnya.
Sementara itu Asisten III Nursiah mengatakan, pemerintah
daerah tidaklah bodoh seperti yang dituduhkan salah seorang peserta hearing.
Pemda dalam hal ini hanya memfasilitasi dan melayani masyarakat dan masyarakat
yang dilayani tidak sedikit. Nursiah sendiri dengan tegas mengatakan IPDN
bukanlah milik lingkar IPDN saja akan tetapi milik seluruh masyarakat Lombok Tengah
bahkan nasional. “Salah nanti kalau kita hanya prioritaskan masyarakat lingkar
IPDN saja, sebab masyarakat lain juga punya hak yang sama, nanti kalau kita
prioritaskan satu saja, yang lain protes dan pemda saja jadi sasaran” tegasnya.
IPDN sendiri sudah berbuat maksimal untuk lingkar IPDN hanya
saja kemampuan terbatas. Am
Via
Berita NTB
Posting Komentar