Berita NTB
Data Tanaman Puso, Dispertanak Dengan BKP3 Tak Solid
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.
Sejumlah lahan pertanian di Bumi Tatas Tuhu Trasna mengalami kekeringan. Bahkan sejumlah lahan pertanian juga mengalami gagal panen alias Puso akibat dampak dari musim kemarau panjang yang terjadi di Tahun 2015 ini.
Dinas Instansi terkait lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Pemkab. Loteng) yang menangani ataupun yang membidangi persoalan pertanian ini melakukan pendataan dan evaluasi terhadap dampak dari musim kemarau panjang ini.
Namun ironisnya, dua instansi yang membidangi masalah tersebut yakni antara Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Loteng dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKP3) Loteng justru berbeda pendapat dan data terkait dengan luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen atau Puso.
Sebelumnya Dispertanak Loteng menyebutkan, luas lahan yang mengalami puso hanya 33 hektare (ha), dan terbanyak ada di wilayah Kecamatan Praya Tengah yakni mencapai 14 ha.
Sedangkan menurut data yang dirilis BKP3 Loteng, luas lahan pertanian yang mengalami puso atau gagal panen mencapai 215 hektare (ha), dan lahan pertanian yang mengalami gagal panen itu terbanyak di dua wilayah kecamatan yakni Janapria dan Praya, dengan luas masing-masing 67 ha.
Menurut Sekretaris Dispertanak Loteng Ir. Hilman, data jumlah luas lahan pertanian yang mengalami puso atau gagal panen itu merupakan data terakhir yang berhasil dihimpunan jajarannya.”Itu adalah data terakhir kami,” terang Ir. Hilman pada belum lama ini.
Menurut Hilman, lahan pertanian yang mengalami gagal panen itu rata – rata petani yang terlambat melaksanakan pola tanam, seperti tidak menanam sesuai jadwal dan tidak diimbangi jatah air irigasi pertanian. Dan bencana gagal panen yang terjadi pada tahun 2015 ini tidak menurunkan produktifitas hasil pertanian, bahkan hasil produktifitas pertanian di Loteng telah melampaui target.”Alhamdulillah, kita sudah surplus,”kilah Hilman.
Terpisah Kepala BKP3 Loteng Lalu Iskandar mengakui, data terkait dengan luas lahan pertanian di Loteng yang mengalami Puso atau Gagal Panen antara Dispertanak dan Instansi yang ia pimpin mengalami perbedaan.
Karena ada perbedaan, kata Lalu Iskandar, pihaknya menginginkan ada singkronisasi data luas lahan pertanian yang mengalami puso.” Data Dispernak dengan kami berbeda, untuk itulah kita inginkan ada singkronisasi terkait dengan data luas lahan yang mengalami puso,” kata Lalu Iskandar pada Kamis kemarin.
Mantan Kadis Kehutanan dan Perkebunana (Dishutbun) Loteng itu, data terkait luasan lahan pertanian di Loteng yang mengalami Puso atau gagal panen itu diperoleh dari 323 petugas penyuluh pertanian yang tersebar di 139 Desa/Kelurahan se – Loteng.
Dan dirinya meyakini data terkait luas lahan pertanian yang mengalami Puso yang disampaikan oleh petugas penyuluh pertanian kepada BKP3 Loteng tidak salah alias benar.”Atas dasar data itulah, kami melaporkannya ke provinsi dan pusat. Dengan harapan, provinsi atau pusat membantu mereka, dan data yang kami miliki itu sudah disampaikan ke Pemerintah Pusat. Untuk itu kami berharap Dispernak mensingkronisasikan datanya dengan kami. Sehingga, ada satu kesepakatan kita mengatasi puso ini,” ujar Lalu Iskandar. |rul
Via
Berita NTB
Posting Komentar