Berita NTB
Pasar Kuripan Memprihatinkan
LOMBOK BARAT, sasambonews.com.
Kondisi pasar Kuripan yang terletak di Dusun Kuripan sangat memperihatinkan dan tidak layak pakai. Kepala Desa Kuripan Timur, Mastur mengeluhkan kondisi pasar Kuripan. Pasalnya, semenjak dibangun tak pernah diperhatikan oleh pemerintah daerah ( Pemda ) dalam hal ini Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag). Padahal, pihak desa mengusulkan semenjak tahun 2010 lalu.
Kondisi ini disayangkan pihaknya, sebab Kuripan sendiri termasuk dekat dengan ibu kota kabupaten Lobar Gerung. Jaraknya hanya 5 kilometer dari pusat pemerintahan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.
“Pasar kuripan gagal dibangun tahun ini, sebenarnya dari dana pinjaman namun dipangkas. Kondisinya sekarang ini sangat memperihatinkan,”keluh Kades Kuripan,
Mastur ditemui di kantornya, Jumat (18/12) kemarin.
Menurutnya, pasar tersebut rencananya akan dibangun tahun ini, melalui dana pinjaman daerah. Namun karena pinjaman dipangkas, maka pembangunan pasar tersebut batal. Rencananya, anggaran untuk pembangunannya mencapai Rp 1,4 miliar. Rencana untuk dianggarkan kembali untuk pembangunan pasar ini belum jelas. Sebab, pemda sendiri tidak memastikan akan dibangun tahun depan, melainkan tahun 2017. Tetapi itupun belum ada kepastian dari pemda. Alasannya, pemda belum memiliki anggaran sehingga perlu dia dicarikan anggaran dulu.
Menurutnya, semenjak dibangun pasar tersebut tidak pernah ada perhatian dari pemda. Kondisi fisik pasar tersebut banyak yang rusak, bahkan tiga lokal pasar rusak sehingga hanya satu lokal yang berfungsi. Kondisi pasar ini sudah tidak layak dipakai oleh masyarakat untuk berjualan. Selain itu, persoalan sampah di pasar itu tidak pernah diurus.
Sampah di pasar ini tidak ada penanganan sama sekali, dipasar tersebut tidak memiliki TPS. Pihak desa katanya sudah berkali-kali mengusulkan agar diperbaki pasar tersebut namun tidak direspon Pemda. “Mulai tahun 2010 diusulkan namun tidak pernah direspon, tetapi pajak dan retribusi pasar tetap dikeluarkan oleh para pedagang. ”imbuhnya.
Pihaknya sangat menyesalkan minimnya perhatian pemda terhadap daerah di sekitar wilayah perkotaan. Menurutnya, seharusnya Pemda fokus membangun kecamatan yang dekat denfan kota Gerung dulu, sambil mengurus kecamatan lain yang berada jauh dari perkotaan. Hal ini menurutnya wajar, mengingat kondisi wilayah Kuripan tidak tampak sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan kota Gerung.
Ia menambahkan, dengan kondisi pasar yang tak layak jumlah pedagang yang setiap hari berjualan di pasar tersebut sekitar 200 orang. Bahkan pedagang tidak saja dari daerah Kuripan namun ada dari luar seperti Loteng dan kecamatan lain. Luas lahan pasar tersebut sekitar 50 are. Jika terbangun, pihaknya merancang kedepan agar pasar tersebut dibangun kembar. Pasar itu juga akan dikembangkan ke desa tetangga Kuripan Selatan.l mu
Kondisi pasar Kuripan yang terletak di Dusun Kuripan sangat memperihatinkan dan tidak layak pakai. Kepala Desa Kuripan Timur, Mastur mengeluhkan kondisi pasar Kuripan. Pasalnya, semenjak dibangun tak pernah diperhatikan oleh pemerintah daerah ( Pemda ) dalam hal ini Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag). Padahal, pihak desa mengusulkan semenjak tahun 2010 lalu.
Kondisi ini disayangkan pihaknya, sebab Kuripan sendiri termasuk dekat dengan ibu kota kabupaten Lobar Gerung. Jaraknya hanya 5 kilometer dari pusat pemerintahan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.
“Pasar kuripan gagal dibangun tahun ini, sebenarnya dari dana pinjaman namun dipangkas. Kondisinya sekarang ini sangat memperihatinkan,”keluh Kades Kuripan,
Mastur ditemui di kantornya, Jumat (18/12) kemarin.
Menurutnya, pasar tersebut rencananya akan dibangun tahun ini, melalui dana pinjaman daerah. Namun karena pinjaman dipangkas, maka pembangunan pasar tersebut batal. Rencananya, anggaran untuk pembangunannya mencapai Rp 1,4 miliar. Rencana untuk dianggarkan kembali untuk pembangunan pasar ini belum jelas. Sebab, pemda sendiri tidak memastikan akan dibangun tahun depan, melainkan tahun 2017. Tetapi itupun belum ada kepastian dari pemda. Alasannya, pemda belum memiliki anggaran sehingga perlu dia dicarikan anggaran dulu.
Menurutnya, semenjak dibangun pasar tersebut tidak pernah ada perhatian dari pemda. Kondisi fisik pasar tersebut banyak yang rusak, bahkan tiga lokal pasar rusak sehingga hanya satu lokal yang berfungsi. Kondisi pasar ini sudah tidak layak dipakai oleh masyarakat untuk berjualan. Selain itu, persoalan sampah di pasar itu tidak pernah diurus.
Sampah di pasar ini tidak ada penanganan sama sekali, dipasar tersebut tidak memiliki TPS. Pihak desa katanya sudah berkali-kali mengusulkan agar diperbaki pasar tersebut namun tidak direspon Pemda. “Mulai tahun 2010 diusulkan namun tidak pernah direspon, tetapi pajak dan retribusi pasar tetap dikeluarkan oleh para pedagang. ”imbuhnya.
Pihaknya sangat menyesalkan minimnya perhatian pemda terhadap daerah di sekitar wilayah perkotaan. Menurutnya, seharusnya Pemda fokus membangun kecamatan yang dekat denfan kota Gerung dulu, sambil mengurus kecamatan lain yang berada jauh dari perkotaan. Hal ini menurutnya wajar, mengingat kondisi wilayah Kuripan tidak tampak sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan kota Gerung.
Ia menambahkan, dengan kondisi pasar yang tak layak jumlah pedagang yang setiap hari berjualan di pasar tersebut sekitar 200 orang. Bahkan pedagang tidak saja dari daerah Kuripan namun ada dari luar seperti Loteng dan kecamatan lain. Luas lahan pasar tersebut sekitar 50 are. Jika terbangun, pihaknya merancang kedepan agar pasar tersebut dibangun kembar. Pasar itu juga akan dikembangkan ke desa tetangga Kuripan Selatan.l mu
Via
Berita NTB
Posting Komentar