Nasional
Orang Galau Target Utama Gafatar
Jakarta, sasambonews.com-Aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tengah menjadi sorotan publik, apalagi setelah keterkaitannya dengan hilangnya beberapa orang yang mengikuti organisasi itu. Menurut Pengamat Intelejen Wawan Heri Purwanto, salah satu pintu masuk aliran ini dengan cara mendekati orang-orang yang sedang bermasalah atau galau.
"Pola-pola perekrutannya dengan cara mendekati orang-orang yang sedang galau atau sedang bermasalah," kata Wawan saat dihubungi wartawan, Senin (11/1/2015).
Wawan tak menampik banyak kalangan terpelajar yang mungkin ikut direkrut untuk masuk Gafatar. Hal itu dimanfaatkan mereka sebagai cara untuk mengumpulkan donasi.
"Ya banyak yang terpelajar, karena memeng mereka itu sudah discouting dulu. Mungkin disitu ada upaya mengumpulkan uang juga, golongan terpelajar kan juga memiliki uang, jadi ini salah satu cara untuk mendapatkan donasi," papar Wawan yang release detikcom.
Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah dan kerap bertindak amoral. "Kenyataan ini membuat kami terpicu untuk berbuat," tulis Gafatar sebagaimana dikutip detikcom, Senin (11/1/2016).
Program kerja Gafatar sendiri di antaranya merupakan gerakan sosial ketahanan dan kemandirian pangan. Mereka memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Beberapa orang hilang seperti dr Rica misalnya, disebut-sebut ia menghilang selama 2 minggu dan pergi Mempawah atau Sanggau, Kalimantan Barat, untuk mengikuti kegiatan Gafatar.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Gafatar terkait isu-isu yang beredar. Sementara di sisi lain, usai menemukan dr Rica, Kapolda DIY menyebutkan, ada kemungkinan dr Rica memang terlibat Gafatar.
"Kalau mendengar keterangan dari suaminya, sebelum menikah (Rica) memang aktif di Gafatar. Setelah menikah mandeg," ujar Brigjen Erwin Triwanto di Mapolda DIY, Jl Ring Road Utara, Sleman, Senin (11/1/2016).
"Pola-pola perekrutannya dengan cara mendekati orang-orang yang sedang galau atau sedang bermasalah," kata Wawan saat dihubungi wartawan, Senin (11/1/2015).
Wawan tak menampik banyak kalangan terpelajar yang mungkin ikut direkrut untuk masuk Gafatar. Hal itu dimanfaatkan mereka sebagai cara untuk mengumpulkan donasi.
"Ya banyak yang terpelajar, karena memeng mereka itu sudah discouting dulu. Mungkin disitu ada upaya mengumpulkan uang juga, golongan terpelajar kan juga memiliki uang, jadi ini salah satu cara untuk mendapatkan donasi," papar Wawan yang release detikcom.
Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah dan kerap bertindak amoral. "Kenyataan ini membuat kami terpicu untuk berbuat," tulis Gafatar sebagaimana dikutip detikcom, Senin (11/1/2016).
Program kerja Gafatar sendiri di antaranya merupakan gerakan sosial ketahanan dan kemandirian pangan. Mereka memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Beberapa orang hilang seperti dr Rica misalnya, disebut-sebut ia menghilang selama 2 minggu dan pergi Mempawah atau Sanggau, Kalimantan Barat, untuk mengikuti kegiatan Gafatar.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Gafatar terkait isu-isu yang beredar. Sementara di sisi lain, usai menemukan dr Rica, Kapolda DIY menyebutkan, ada kemungkinan dr Rica memang terlibat Gafatar.
"Kalau mendengar keterangan dari suaminya, sebelum menikah (Rica) memang aktif di Gafatar. Setelah menikah mandeg," ujar Brigjen Erwin Triwanto di Mapolda DIY, Jl Ring Road Utara, Sleman, Senin (11/1/2016).
Via
Nasional
Posting Komentar