Berita NTB
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.,- Puluhan hektar lahan pertanian masyarakat Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Loteng) diserang Hama Wereng.
Akibat serangan wereng itu, Petani di Desa Mangkung dan sekitarnya gagal panen, dan mengalami kerugian hingga mencapai puluhan juta rupiah.
Tidak ingin merugi terlalu banyak, sejumlah petani di wilayah Desa Mangkung dan Desa Bonder, memilih untuk memanen hasil pertanian (Padi – red) lebih awal, meskipun kwalitas dan mutu Padi yang dihasilkan jauh dari apa yang diharapkan.”Musim tanam tahun ini kami betul – betul menangis, tidak ada lagi yang bisa kami harapkan dan kami tidak bisa berbuat apa – apa terhadap serangan Hama Wereng ini,” tutur Ketua Kelompok Tani Batu Sambang Desa Mangkung Lalu Badani Sabtu, (19/03/2016).
Sembari mengusap wajahnya, L. Badani mengungkapkan, luas areal pertanian miliknya yang terkenal serangan Hama Wereng mencapai 1, 5 hektar lebih. Dan serangan hama Wereng yang dialaminya itu merupakan kali pertama.” Luas sawah 2 hektar dan 1,6 hektar musnah tanpa tersisa oleh serangan Wereng. Dan Serangan hama wereng ini yang pertama kalinya saya alami, tahun lalu kami kesulitan mendapatkan air untuk lahan pertanian, dan tahun ini kami diserang Hama Wereng,” ungkapnya.
Tidak hannya dirinya, masyarakat Desa Mangkung dan Desa Bonder yang berprofesi sama dengan dirinya yakni sebagai petani, juga mengalami musibah yang sama. bahkan Serangan Hama Wereng terparah ada di wilayah Desa Bonder.
Namun meskipun, ganasnya serangan Hama Wereng di Musim Tanam Tahun 2016 ini, tidak ada satupun terlihat ada gerakan atau upaya nyata dari Pemerintah Daerah maupun Provinsi.”Terparah itu ada di wilayah Desa Bonder. Anehnya kami pasrah karena tidak berdaya, justru tidak ada upaya nyata dan usaha dari Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan Serangan Wereng ini. Padahal begitu ada tanda – tanada serangan Hama Wereng ini, kami sering menginformasikan ke pemerintah, tetapi kayaknya tidak ditanggapi serius. Malah pemerintah tutup mata, dan telinga. Katanya saja akan turun mendata, tetapi sampai sekarang tidak ada yang datang melihat dan menanyakan saya terkait dengan luas lahan dan lahan pertanian mana saja yang terkena serangan Hama Wereng,” keluh L. Badani.
Pantauan Wartawan, di lahan pertanian yang ada di wilayah dua desa yakni Desa Mangkung dan Desa Bonder, sejumlah petani terpaksa memanen hasil pertanian lebih awal.
Dengan penuh harapan, sejumlah petani itu dengan semangat yang tinggi memanen hasil pertania mereka dengan cara manual, dengan harapan bisa memperoleh segenggam beras untuk dijual atau untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.” Ya mau bagaimana lagi pak, dari pada menjadi bubur, lebih baik kita panen saja, meskipun masih muda, dari pada rusak dan membusuk di makan Hama Wereng,” tutur salah seorang Petani Napsiah warga Desa Bonder.
Kwalitas padi yang dihasilkan, akibat dari serangan wereng ini sangat jauh dari apa yang diharapkan. Selain kering muda, buah padi juga mengalami penyusutan.” Inilah kwalitasnya pak, ya mau tidak mau, harus mau, dari pada semuanya rusak di serang hama Wereng,” ujar Napsiah sembari menunjukkan hasil Padi yang dipanennya. |rul.
Wereng Ngamuk, Petani Meringis
![]() |
L.Badani |
Akibat serangan wereng itu, Petani di Desa Mangkung dan sekitarnya gagal panen, dan mengalami kerugian hingga mencapai puluhan juta rupiah.
Tidak ingin merugi terlalu banyak, sejumlah petani di wilayah Desa Mangkung dan Desa Bonder, memilih untuk memanen hasil pertanian (Padi – red) lebih awal, meskipun kwalitas dan mutu Padi yang dihasilkan jauh dari apa yang diharapkan.”Musim tanam tahun ini kami betul – betul menangis, tidak ada lagi yang bisa kami harapkan dan kami tidak bisa berbuat apa – apa terhadap serangan Hama Wereng ini,” tutur Ketua Kelompok Tani Batu Sambang Desa Mangkung Lalu Badani Sabtu, (19/03/2016).
Sembari mengusap wajahnya, L. Badani mengungkapkan, luas areal pertanian miliknya yang terkenal serangan Hama Wereng mencapai 1, 5 hektar lebih. Dan serangan hama Wereng yang dialaminya itu merupakan kali pertama.” Luas sawah 2 hektar dan 1,6 hektar musnah tanpa tersisa oleh serangan Wereng. Dan Serangan hama wereng ini yang pertama kalinya saya alami, tahun lalu kami kesulitan mendapatkan air untuk lahan pertanian, dan tahun ini kami diserang Hama Wereng,” ungkapnya.
Tidak hannya dirinya, masyarakat Desa Mangkung dan Desa Bonder yang berprofesi sama dengan dirinya yakni sebagai petani, juga mengalami musibah yang sama. bahkan Serangan Hama Wereng terparah ada di wilayah Desa Bonder.
Namun meskipun, ganasnya serangan Hama Wereng di Musim Tanam Tahun 2016 ini, tidak ada satupun terlihat ada gerakan atau upaya nyata dari Pemerintah Daerah maupun Provinsi.”Terparah itu ada di wilayah Desa Bonder. Anehnya kami pasrah karena tidak berdaya, justru tidak ada upaya nyata dan usaha dari Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan Serangan Wereng ini. Padahal begitu ada tanda – tanada serangan Hama Wereng ini, kami sering menginformasikan ke pemerintah, tetapi kayaknya tidak ditanggapi serius. Malah pemerintah tutup mata, dan telinga. Katanya saja akan turun mendata, tetapi sampai sekarang tidak ada yang datang melihat dan menanyakan saya terkait dengan luas lahan dan lahan pertanian mana saja yang terkena serangan Hama Wereng,” keluh L. Badani.
Pantauan Wartawan, di lahan pertanian yang ada di wilayah dua desa yakni Desa Mangkung dan Desa Bonder, sejumlah petani terpaksa memanen hasil pertanian lebih awal.
Dengan penuh harapan, sejumlah petani itu dengan semangat yang tinggi memanen hasil pertania mereka dengan cara manual, dengan harapan bisa memperoleh segenggam beras untuk dijual atau untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.” Ya mau bagaimana lagi pak, dari pada menjadi bubur, lebih baik kita panen saja, meskipun masih muda, dari pada rusak dan membusuk di makan Hama Wereng,” tutur salah seorang Petani Napsiah warga Desa Bonder.
Kwalitas padi yang dihasilkan, akibat dari serangan wereng ini sangat jauh dari apa yang diharapkan. Selain kering muda, buah padi juga mengalami penyusutan.” Inilah kwalitasnya pak, ya mau tidak mau, harus mau, dari pada semuanya rusak di serang hama Wereng,” ujar Napsiah sembari menunjukkan hasil Padi yang dipanennya. |rul.
Via
Berita NTB
Posting Komentar