Nasional
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Direktur Operasional Bulog pusat Wahyu Suparyono menjadi tumpuan kemarahan, kekecewaan dan kekesalan petani, TNI dan Pemerintah daerah atas kinerja buruk dari badan usaha milik negara itu.
Bulog seakan akan menjadi bulan bulanan dari serangan keroyokan Panglima TNI, Gubernur dan juga petani.
Kinerja jajaran Bulog NTB dikeluhkan para Petani. Pasalnya, setiap musim panen tiba, Bulog tidak menyerap atau membeli hasil panen petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Selain itu, Petani menuding HPP yang telah ditetapkan pemerintah itu, jauh dibawah raga pembelian para Tengkulak. Akibatnya setiap musim panen, sejumlah Petani merugi hingga puluhan juta rupiah.”Pemerintah harus turun tangan disaat harga Gabah anjlok, karena kami sudah tidak percaya lagi dengan Bulog. Buktinya disaat harga kedelai anjlok kami menangis, karena Bulog membeli hasil Panen Petani jauh dibawah harga Tengkulak,” ungkap Perwakillan Gapoktan Kota Mataram di hadapan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo dan Kasad TNI Jendral Mulyono serta Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi pada acara panen raya di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Loteng), Sabtu, (02/04).
Petani juga menganggap, kinerja Bulog sangat lambat dan tidak menyerap atau membeli hasil panen Petani secara maksimal.” Peran Bulog sangat terlambat, mohon kami dijelaskan. Uang yang digunakan Bulog untuk membeli Hasil Panen Petani itu dari Negara, tetapi disaat kami menjual hasil panen ke Bulog harganya jauh dibawah harga Tengkulak,”tambah perwakilan Gapoktan asal Loteng Lalu Budi Harta.
Oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo menyebut Bulog merupakan musuh dirinya.
Menurut Jendral Bintang Empat itu, Bulog wajib menyerap atau membeli hasil panen petani sesuai dengan HPP.” Bulog itu musuh saya, makanya Kepala Bulognya tidak berani datang. Kalau pemerintah sudah menetapkan harga, Bulog harus membelinya. Kalau hasil panen petani kurang kering, disuruh keringkan,” tegas Jendral Nurmantiyo.
Panglima TNI meminta Bulog untuk serius melaksanakan Kontrak kerja dengan Petani, dan jangan sampai Kontrak kerja itu hannya tertuang diselembar kertas, melainkan harus dijalankan dengan benar.” Kontrak kerja itu harus dijalankan dengan benar, Jangan sampai sudah ada beras Bulog tidak mau membeli, untuk itu Bulog harus berkomitmen membeli Beras Petani sesuai dengan HPP,” katanya.
Sebagi bentuk keseriusan dan kesungguhan TNI mensukseskan Swasembada pangan, TNI akan memberikan pengawalan dan pembinaan kepada Petani, sampai dengan mengawal pembelian hasil Petani oleh Bulug.” TNI akan mengawal sampai dengan pembelian, itu komitmen TNI,” ujarnya.
Gubernur NTB Zainul Majdi juga mengkritik kinerja Bulog yang dianggap tidak berpihak kepada petani. Bulog tidak membeli gabah petani dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah dengan berbagai alasan. "kalau alasannya kurang kering maka baiknya sampaikan ke petani" ungkapnya.
Mendapatkan serangan beruntun, pihak Bulog berjanji akan menjalankan Kontrak kerja dengan petani itu secara benar dan bersungguh – sungguh. Bulog juga berjanji tidak akan mempersulit pertani, dan jajaran Bulog akan turun langssung kapangan untuk menyerap hasil Panen Petani. Jika ada oknum petugas Bulog yang mempermainkan HPP dan tidak menyerap atau membeli hasil Panen Petani, akan langsung dipecat.” Sekarang kami sedang berbenah, Bulog tidak pernah mempersulit petani. Kalau ada Pegawai Bulog yang macam – macam kita pecat, terbukti sudah 4 Kadivre yang sudah dipecat,” tegas Direktur Operasional dan Layanan Publik Bulog Wahyu Suparyono
Atas kesalahan – kesalahan masa lalu, Bulog meminta kesempatan kepada Petani untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjaldi dan berjanji tidak akan lagi mengulangi kesalahan serupa.
Dan memerintahkan kepada jajaran Bulog NTB untuk turun langsung kelapangan untuk meyerap hasil panen petani.” Kami berjanji akan memperbaiki itu semua. Catat nomor Hp saya kalau ada yang macam – macam laporkan langsung ke saya. Tidak ada lagi petugas Bulog yang kerjaannya duduk saja di kantor. Harus turun ke petani, bila perlu ada barang langsung bayar ditempat,” ujar Wahyu Suparyono. |rul
Direktur Operasional Bulog "Dikeroyok"
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Direktur Operasional Bulog pusat Wahyu Suparyono menjadi tumpuan kemarahan, kekecewaan dan kekesalan petani, TNI dan Pemerintah daerah atas kinerja buruk dari badan usaha milik negara itu.
Bulog seakan akan menjadi bulan bulanan dari serangan keroyokan Panglima TNI, Gubernur dan juga petani.
Kinerja jajaran Bulog NTB dikeluhkan para Petani. Pasalnya, setiap musim panen tiba, Bulog tidak menyerap atau membeli hasil panen petani sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Selain itu, Petani menuding HPP yang telah ditetapkan pemerintah itu, jauh dibawah raga pembelian para Tengkulak. Akibatnya setiap musim panen, sejumlah Petani merugi hingga puluhan juta rupiah.”Pemerintah harus turun tangan disaat harga Gabah anjlok, karena kami sudah tidak percaya lagi dengan Bulog. Buktinya disaat harga kedelai anjlok kami menangis, karena Bulog membeli hasil Panen Petani jauh dibawah harga Tengkulak,” ungkap Perwakillan Gapoktan Kota Mataram di hadapan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo dan Kasad TNI Jendral Mulyono serta Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi pada acara panen raya di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Loteng), Sabtu, (02/04).
Petani juga menganggap, kinerja Bulog sangat lambat dan tidak menyerap atau membeli hasil panen Petani secara maksimal.” Peran Bulog sangat terlambat, mohon kami dijelaskan. Uang yang digunakan Bulog untuk membeli Hasil Panen Petani itu dari Negara, tetapi disaat kami menjual hasil panen ke Bulog harganya jauh dibawah harga Tengkulak,”tambah perwakilan Gapoktan asal Loteng Lalu Budi Harta.
Oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo menyebut Bulog merupakan musuh dirinya.
Menurut Jendral Bintang Empat itu, Bulog wajib menyerap atau membeli hasil panen petani sesuai dengan HPP.” Bulog itu musuh saya, makanya Kepala Bulognya tidak berani datang. Kalau pemerintah sudah menetapkan harga, Bulog harus membelinya. Kalau hasil panen petani kurang kering, disuruh keringkan,” tegas Jendral Nurmantiyo.
Panglima TNI meminta Bulog untuk serius melaksanakan Kontrak kerja dengan Petani, dan jangan sampai Kontrak kerja itu hannya tertuang diselembar kertas, melainkan harus dijalankan dengan benar.” Kontrak kerja itu harus dijalankan dengan benar, Jangan sampai sudah ada beras Bulog tidak mau membeli, untuk itu Bulog harus berkomitmen membeli Beras Petani sesuai dengan HPP,” katanya.
gubernur menyerahkan alat pertanian kepada seluruh kodim yang diwakili Dandim Loteng dan Lobar |
Sebagi bentuk keseriusan dan kesungguhan TNI mensukseskan Swasembada pangan, TNI akan memberikan pengawalan dan pembinaan kepada Petani, sampai dengan mengawal pembelian hasil Petani oleh Bulug.” TNI akan mengawal sampai dengan pembelian, itu komitmen TNI,” ujarnya.
Gubernur NTB Zainul Majdi juga mengkritik kinerja Bulog yang dianggap tidak berpihak kepada petani. Bulog tidak membeli gabah petani dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah dengan berbagai alasan. "kalau alasannya kurang kering maka baiknya sampaikan ke petani" ungkapnya.
Mendapatkan serangan beruntun, pihak Bulog berjanji akan menjalankan Kontrak kerja dengan petani itu secara benar dan bersungguh – sungguh. Bulog juga berjanji tidak akan mempersulit pertani, dan jajaran Bulog akan turun langssung kapangan untuk menyerap hasil Panen Petani. Jika ada oknum petugas Bulog yang mempermainkan HPP dan tidak menyerap atau membeli hasil Panen Petani, akan langsung dipecat.” Sekarang kami sedang berbenah, Bulog tidak pernah mempersulit petani. Kalau ada Pegawai Bulog yang macam – macam kita pecat, terbukti sudah 4 Kadivre yang sudah dipecat,” tegas Direktur Operasional dan Layanan Publik Bulog Wahyu Suparyono
Atas kesalahan – kesalahan masa lalu, Bulog meminta kesempatan kepada Petani untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjaldi dan berjanji tidak akan lagi mengulangi kesalahan serupa.
Dan memerintahkan kepada jajaran Bulog NTB untuk turun langsung kelapangan untuk meyerap hasil panen petani.” Kami berjanji akan memperbaiki itu semua. Catat nomor Hp saya kalau ada yang macam – macam laporkan langsung ke saya. Tidak ada lagi petugas Bulog yang kerjaannya duduk saja di kantor. Harus turun ke petani, bila perlu ada barang langsung bayar ditempat,” ujar Wahyu Suparyono. |rul
Via
Nasional
Posting Komentar