Nasional
MATARAM, sasambonews.com. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yambise ,Senin (20/06) mengatakan di segala bidang perempuan dan laki-laki harus setara. “Kedepan wanita Indonesia harus lebih berkualitas, sehingga tidak ada lagi pekerja wanita di luar negeri yang direndahkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, penting memiliki keterampilan bahasa untuk bekerja di luar negeri, terutama bahasa inggris. Selain, bahasa penting juga mempelajari budaya Negara yang akan dituju. “Pelatihan ini sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja perempuan, sehingga dapat bersaing di tingkat global,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi penempatan BNP2TKI yang mewakili Kepala BNP2TKI Ir. Agusdin subiantoro, MMA mengucapkan selamat kepada calon tenaga kerja perempuan yang akan menerima pelatihan. Salah satu masalah Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan pekerja ke luar negeri adalah kurangnya kompetensi dalam bidang bahasa dan kompetensi keterampilan atau skill. “Dengan pelatihan ini, kita dapat menutup kekurangan yang ada. Jadi tidak hanya skill yang ditingkatkan, tetapi bahasa, budaya dan kesehatan mental. Pengertian siap disini adalah siap mental, siap keterampilan dan siap bahasa,” harapnya.
Saat ini Indonesia dianggap sebagai negara pengirim tenaga kerja dengan keterampilan yang rendah. Diharapkan kedepannya Indonesia dapat mengirim tenaga kerja profesional atau tenaga yang ahli di bidangnya. Provinsi NTB adalah provinsi rintisan dari pelatihan, dan nantinya akan dikembangkan di 7 provinsi lain di Indonesia.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yambesi membuka Pelatihan Calon Tenaga Kerja Perempuan Program Wanita Indonesia Hebat di Gedung Ibnu Sina Stikes Yarsi Mataram, Senin (20/6).
Program ini merupakan kerjasama Kementerian Pe(KPP-PA), BNP2TKI, Pemda NTB, dan Tahir Foundation yang akan dilaksanakan selama tiga bulan dari tanggal 20 Juni-21 September 2016.
Hadir Deputi penempatan BNP2TKI Ir. Agusdin subiantoro, MMA, Sekretaris BP3KAB NTB selaku ketua panitia Baiq Eny Indraswati, Ketua Rekrutmen Calon Tenaga Kerja Provinsi NTB Drs. H. L. Syafi’i, MM, dan Ketua Stikes Yarsi Mataram Agus Supinganto, S. Kep,. Ners. M. Kes.
Sekda Provinsi NTB Ir. H. Rosiady Husaini Sayuti, M.Sc, Ph.d yang mewakili Gubernur NTB menyampaikan, kedepan nanti Provinsi NTB tidak hanya akan mengirim tenaga kerja non skill yang menjadi PRT, tetapi dapat mengirim tenaga kerja terampil dengan pendidikan minimal D3, baik di bidang kessehatan maupun di bidang lain.
“Pelatihan ini sebagai langkah awal menuju penghidupan yang lebih baik dan bermanfaat. Hal ini sesuai dengan misi program agar wanita pekerja yang berkesempatan bekerja di luar negeri tidak lagi berpendidikan SD, tetapi menjadi wanita hebat yaitu wanita yang berpendidikan minimal SMA atau SMK terlebih lagi D3 atau Sarjana, sehingga martabat bangsa Indonesia di mata bangsa lain menjadi lebih terhormat,” harapnya.
Lebih lanjut, Rosiady menyampaikan banyak lulusan perguruan tinggi yang ingin bekerja ke luar negeri tetapi terkendala masalah penguasaan bahasa asing. Padahal permintaan tenaga kerja terampil dari luar negeri sangat besar. “Mudah-mudahan dengan pelatihan yang diberikan ini bisa efektif dalam mengatasi masalah bahasa agar tidak menjadi batu sandungan jika ingin bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Dalam laporannya, ketua panitia, Baiq Eny Indraswati menjelaskan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, serta daya saing tenaga kerja perempuan Indonesia, untuk mengisi kesempatan kerja formal di luar negeri, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera. “Berdasarkan MoU antara KPP-PA RI dan Gubernur NTB, NTB mendapat alokasi peserta sebanyak 500 orang tiap tahun selama 5 tahun,” jelasnya.
Dengan kesepakatan itu, NTB mendapat anggaran sekitar RP. 2 miliar untuk biaya pelatihan bagi 167 peserta, yang terdiri dari tenaga perawat 97 orang dan bidan 70 orang.
I pr
Mentri Yohana Minta TKW Tak Direndahkan
MATARAM, sasambonews.com. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yambise ,Senin (20/06) mengatakan di segala bidang perempuan dan laki-laki harus setara. “Kedepan wanita Indonesia harus lebih berkualitas, sehingga tidak ada lagi pekerja wanita di luar negeri yang direndahkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, penting memiliki keterampilan bahasa untuk bekerja di luar negeri, terutama bahasa inggris. Selain, bahasa penting juga mempelajari budaya Negara yang akan dituju. “Pelatihan ini sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja perempuan, sehingga dapat bersaing di tingkat global,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi penempatan BNP2TKI yang mewakili Kepala BNP2TKI Ir. Agusdin subiantoro, MMA mengucapkan selamat kepada calon tenaga kerja perempuan yang akan menerima pelatihan. Salah satu masalah Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan pekerja ke luar negeri adalah kurangnya kompetensi dalam bidang bahasa dan kompetensi keterampilan atau skill. “Dengan pelatihan ini, kita dapat menutup kekurangan yang ada. Jadi tidak hanya skill yang ditingkatkan, tetapi bahasa, budaya dan kesehatan mental. Pengertian siap disini adalah siap mental, siap keterampilan dan siap bahasa,” harapnya.
Saat ini Indonesia dianggap sebagai negara pengirim tenaga kerja dengan keterampilan yang rendah. Diharapkan kedepannya Indonesia dapat mengirim tenaga kerja profesional atau tenaga yang ahli di bidangnya. Provinsi NTB adalah provinsi rintisan dari pelatihan, dan nantinya akan dikembangkan di 7 provinsi lain di Indonesia.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yambesi membuka Pelatihan Calon Tenaga Kerja Perempuan Program Wanita Indonesia Hebat di Gedung Ibnu Sina Stikes Yarsi Mataram, Senin (20/6).
Program ini merupakan kerjasama Kementerian Pe(KPP-PA), BNP2TKI, Pemda NTB, dan Tahir Foundation yang akan dilaksanakan selama tiga bulan dari tanggal 20 Juni-21 September 2016.
Hadir Deputi penempatan BNP2TKI Ir. Agusdin subiantoro, MMA, Sekretaris BP3KAB NTB selaku ketua panitia Baiq Eny Indraswati, Ketua Rekrutmen Calon Tenaga Kerja Provinsi NTB Drs. H. L. Syafi’i, MM, dan Ketua Stikes Yarsi Mataram Agus Supinganto, S. Kep,. Ners. M. Kes.
Sekda Provinsi NTB Ir. H. Rosiady Husaini Sayuti, M.Sc, Ph.d yang mewakili Gubernur NTB menyampaikan, kedepan nanti Provinsi NTB tidak hanya akan mengirim tenaga kerja non skill yang menjadi PRT, tetapi dapat mengirim tenaga kerja terampil dengan pendidikan minimal D3, baik di bidang kessehatan maupun di bidang lain.
“Pelatihan ini sebagai langkah awal menuju penghidupan yang lebih baik dan bermanfaat. Hal ini sesuai dengan misi program agar wanita pekerja yang berkesempatan bekerja di luar negeri tidak lagi berpendidikan SD, tetapi menjadi wanita hebat yaitu wanita yang berpendidikan minimal SMA atau SMK terlebih lagi D3 atau Sarjana, sehingga martabat bangsa Indonesia di mata bangsa lain menjadi lebih terhormat,” harapnya.
Lebih lanjut, Rosiady menyampaikan banyak lulusan perguruan tinggi yang ingin bekerja ke luar negeri tetapi terkendala masalah penguasaan bahasa asing. Padahal permintaan tenaga kerja terampil dari luar negeri sangat besar. “Mudah-mudahan dengan pelatihan yang diberikan ini bisa efektif dalam mengatasi masalah bahasa agar tidak menjadi batu sandungan jika ingin bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Dalam laporannya, ketua panitia, Baiq Eny Indraswati menjelaskan tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, serta daya saing tenaga kerja perempuan Indonesia, untuk mengisi kesempatan kerja formal di luar negeri, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera. “Berdasarkan MoU antara KPP-PA RI dan Gubernur NTB, NTB mendapat alokasi peserta sebanyak 500 orang tiap tahun selama 5 tahun,” jelasnya.
Dengan kesepakatan itu, NTB mendapat anggaran sekitar RP. 2 miliar untuk biaya pelatihan bagi 167 peserta, yang terdiri dari tenaga perawat 97 orang dan bidan 70 orang.
I pr
Via
Nasional
Posting Komentar