Nasional
PHRI Tolak Keras AP Bangun Sirkuit Motor Cross
Lombok Tengah, sasmbonews.com. Penolakan demi penolakan terhadap PT. Angkasa Pura (AP) LIA terus disuarakan, tidak hanya kepala desa, Penolakan keras juga datang dari Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabpuaten Lombok Tengah.
Ketua PHRI Lombok Tengah, H.L. Fathurahman mengatakan, keputusan Angkasa Pura yang mengijinkan Ikatan Motor Indonesia NTB menggelar kegiatan Motor Cross beberapa waktu lalu dianggap blunder yang konyol dan tak polulis. "jangankan membangun sirkuit, mengizinkan IMI ujicoba beberapa waktu lalu saja sudah sangat salah" kata Miq Fatur di Sempiak Vilas sabtu 2/7.
Menurutnya, membangun sirkuit motor cros adalah kebijakan yang keliru sebab dengan membangun sirkuit itu maka sama saja AP membuat masalah baru lagi.
Selama ini, AP belum clear dan clean dari persoalan, baik persoalan keamanan, kekumuhan, pedagang dan lain lain. Masih diingat betapa sulitnya masyarakat pedagang keluar dari bandara karena ketidak tegasan aparat dan angkasa pura. Kini dengan akan dibangun maka sama artinya AP memberikan peluang masyarakat untuk masuk berjualan diareal bandara. "Dulu saja pedagang sangat sulit dikeluarkan bahkan diatur saja agar tak terlihat kumuh saja sangat sulit, sekarang mau bangun sirkuit, pedagang pasti akan masuk lagi, kita tak mengerti jalan pikiran AP" ungkapnya.
Ditambahkan Fathurahman, jika alasan angkasa pura untuk promosi wisata maka AP sudah salah kaprah. Mempromosikan pariwisata Lombok Tengah bukan begitu caranya, sebab promosi itu justru akan menimbulkan masalah yang kompleks. Seharusnya jika ingin mempromosikan pariwisata daerah melalui event olah raga tidak di areal bandara tetapi bisa ditempat lain.
"masih banyak tempat diluar sana untuk kegiatan itu, jangan di areal bandara, akan ada masalah sosial yang muncul nanti" jelasnya.
PHRI sebenarnya apresiasi atas niat turut mempromosikan pariwisata Lombok Tengah dan NTB umunya, tetapi untung ruginya harus diperhitungkan. "Sebenarnya kita tak terlalu butuhkan promosi melalui event itu sebab promosi bisa dilakukan oleh wisatawan itu sendiri melalui. mulut ke mulut, cerita kecerita sehingga terus menyebar" ungkapnya.
Untuk itulah, dia berharap agar AP meninjau ulang keputusannya ingin membangun sirkuit sebelum masalah datang lagi. "Yang pasti kami menolak keras rencana itu" tegasnya. Am
Ketua PHRI Lombok Tengah, H.L. Fathurahman mengatakan, keputusan Angkasa Pura yang mengijinkan Ikatan Motor Indonesia NTB menggelar kegiatan Motor Cross beberapa waktu lalu dianggap blunder yang konyol dan tak polulis. "jangankan membangun sirkuit, mengizinkan IMI ujicoba beberapa waktu lalu saja sudah sangat salah" kata Miq Fatur di Sempiak Vilas sabtu 2/7.
Menurutnya, membangun sirkuit motor cros adalah kebijakan yang keliru sebab dengan membangun sirkuit itu maka sama saja AP membuat masalah baru lagi.
Selama ini, AP belum clear dan clean dari persoalan, baik persoalan keamanan, kekumuhan, pedagang dan lain lain. Masih diingat betapa sulitnya masyarakat pedagang keluar dari bandara karena ketidak tegasan aparat dan angkasa pura. Kini dengan akan dibangun maka sama artinya AP memberikan peluang masyarakat untuk masuk berjualan diareal bandara. "Dulu saja pedagang sangat sulit dikeluarkan bahkan diatur saja agar tak terlihat kumuh saja sangat sulit, sekarang mau bangun sirkuit, pedagang pasti akan masuk lagi, kita tak mengerti jalan pikiran AP" ungkapnya.
Ditambahkan Fathurahman, jika alasan angkasa pura untuk promosi wisata maka AP sudah salah kaprah. Mempromosikan pariwisata Lombok Tengah bukan begitu caranya, sebab promosi itu justru akan menimbulkan masalah yang kompleks. Seharusnya jika ingin mempromosikan pariwisata daerah melalui event olah raga tidak di areal bandara tetapi bisa ditempat lain.
"masih banyak tempat diluar sana untuk kegiatan itu, jangan di areal bandara, akan ada masalah sosial yang muncul nanti" jelasnya.
PHRI sebenarnya apresiasi atas niat turut mempromosikan pariwisata Lombok Tengah dan NTB umunya, tetapi untung ruginya harus diperhitungkan. "Sebenarnya kita tak terlalu butuhkan promosi melalui event itu sebab promosi bisa dilakukan oleh wisatawan itu sendiri melalui. mulut ke mulut, cerita kecerita sehingga terus menyebar" ungkapnya.
Untuk itulah, dia berharap agar AP meninjau ulang keputusannya ingin membangun sirkuit sebelum masalah datang lagi. "Yang pasti kami menolak keras rencana itu" tegasnya. Am
Via
Nasional
Posting Komentar