Berita NTB
Didemo, Kades Malah Segel Kantor Desa
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.Ratusan warga Desa Bonder Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah, menggelar aksi demo di Kantor Desa Bonder, Senin,(26/9/2016).
Aksi demo warga Desa Bonder itu terkait dengan dugaan penyelewengan dan penyalahgunaan Anggaran Dana Desa (DD) Bonder Tahun 2015 – 2016.
Sejumlah program pembangunan yang sumber anggarannya dari Dana Desa yang tersebar di 16 titik di Desa Bonder , seperti Pembangunan Jalan Lingkungan, Jembatan, Rabat, Penalutan, Sumur Bor dan Pembangunan Posyandu tidak tuntas dikerjakan, bahkan sejumlah program pembangunan di Desa Bonder diduga Piktif.” Penalutan jalan, dan Pembangunan Posyandu tidak selesai dikerjakan dan dikerjakan asal – asalan. Kenapa pembanagunan jalan itu tidak selesai dikerjakan karena anggarannya habis dipinjam, oleh TPK, dan perangkat desa,” ucap Lalu Daud Ramli.
Warga mempertanyakan sikap dan kebijakan Kepala Desa Bonder Lalu Hamzan beserta para pembantunya (Perangkat Desa – red) yang membolehkan Anggaran Dana Desa di pinjamkan kepada oknum perangkat Desa yang tidak bertanggungjawab.” Kok bisa Dana Desa yang hajatannya digunakan untuk membangun desa dipinjamkan. Anehnya mereka (TPK / Perangkat Desa) meminjam Dana Desa untuk beli motor dan untuk biaya melaik ( Kawin – red),” kata Lalu Daud.
Jumlah dana desa yang dipinjam oknum TPK dan Perangkat Desa Bonder mencapai Rp. 200 juta lebih. Tidak itu saja, pembangunan inprastruktur yang sumber anggarannya dari Dana Desa tidak dikerjakan sesuai dengan RAB.” Dana Desa yang dipinjamkan Rp. 200 juta lebih. Kok enak sekali pinjam uang sebanyak itu tanpa ada landasan hukum. Di Desa Bonder, masyarakat kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin di miskinkan,” ungkap Lalu Daud.
Oleh warga dugaan penyelewengan dan penyalahgunaan Dana Desa itu akan dilaporkan ke aparat Penegak Hukum, termasuk akan disampaikan ke Anggota DPRD Lombok Tengah dan Inspektorat Lombok Tengah.” Ini bukan persoalan bisa, besok (hari ini – red) akan kami laporkan ke Polisi, Jaksa, DPRD dan ke Inspektorat. Banyak persoalan di Desa Bonder, tetapi tidak pernah di persoalkan karena,masih ada oknum warga yang bisa disuap,” tegas Lalu Daud.
Tak terima dituding menyelewengkan Dana Desa, Kades Bonder Lalu Hamzan, justru mendukung warga untuk menyegel Kantor Desa Bonder.
Bahkan Kades Bonder , memohon kepada Anggota Kepolisian yang mengamankan aksi demo itu untuk tidak melarang warga dan dirinya melakukan penyegelan Kantor Desa Bonder.” Biar saya yang menyegel kantor ini, supaya ketahuan siapa yang berbuat salah. Saya mohon kepada Polisi untuk tidak melarang masyarakat menyegel Kantor Desa. Dan Jika terbukti bersalah, saya siap ditangkap dan dipecat ,” kesal Lalu Hamzan sembari menyegel kantor Desa Bonder menggunakan kayu.
Menurut Lalu Hamzan, dalam pelaksanaan program pembangunan yang anggarannya bersumber dari Dana Desa, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada TPK, termasuk menyerahkan seluruhnya penggunaan anggaran pembangunan kepada TPK Desa Bonder.” Saya tidak pernah lihat uang, saya hannya tanda tangan saja, berapa jumlah uang yang dicairkan saya tidak tahu, karena sudah diserahkan sepenuhnya kepada TPK,” kilahnya.
Setelah menyegel Kanor Desa Bonder, warga mengajak awak media masa yang meliput aksi demo itu untuk memeriksa hasil pengerjaan proyek pembangunan yang ada di Desa Bonder.” Supaya tidak jadi pitnah kita cek kelapangan seperti apa kondisi proyek pembanunan yang ada di Desa Bonder,” ajak Zulpan.
Dilapangan, kondisi proyek pembangunan jambatan dan penalutan jalan lingkungan yang ada di wilayah Dusun Perempung Desa Bonder yang menelan anggaran kurang lebih sebesar Rp. 100 juta, belum selesai dikerjakan 100 persen.” Inilah kondisinya, Jembatan ini nilainya Rp. 27 juta, dan penalutan nilainya Rp. 75 juta, tetapi tidak selesai dikerjakan karena anggarannya habis dipinjam. Bahkan tiga Posyandu juga tidak bisa diselesaikan karena anggarannya habis,” tutur Zulpan.
Dari Informasi yang diperoleh, lanjut Zulpan, Dana Desa yang dikucurkan Pemdes Bonder untuk program pembangunan di 16 titik sebesar Rp. 436 juta, namun hasil pembangunan tidak sebanding dengan Dana Desa yang dikucurkan tersebut.”Nilainya sekitar Rp. 436 juta, tetapi hasilnya Nol, karena dana desa itu habis di pinjam,” ujarnya. |rul
Via
Berita NTB
Posting Komentar