Budaya
Lokal
Begibung, Lestarikan Kearifan Lokal Yang Hampir Punah
Lombok Tengah, sambonews.com- Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang disebut Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: mawlid an-nabī),
adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya
jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam
bahasa Arab berarti hari lahir.
Dalam kehidupan sehari
hari, umat muslim mengapresiasikan makna Maulid itu dengan menggelar perayaan
untuk memperingati hari kelahiran junjungannya Nabi Besar Muhammad SAW.
Perayaan yang dilakukan
berbagai macam cara, ada yang merayakannya dengan memperbanyak zikir dan doa,
ada juga dengan menggelar tausiyah atau ceramah (tabliq Akbar), ada juga yang
menggelarnya dengan kegiatan lomba lomba bernuansa islam. Termasuk juga dengan
melakukan syukuran bersama anak yatim piatu.
Di Lombok Tengah
sendiri, Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dirayakan dengan berbagai kegiatan yang
cukup meriah, seperti yang dilakukan di Masjid Nurul Bilad Kuta Kecamatan
Pujut.
Ribuan Dulang atau
sesaji berisi makanan disajikan untuk peserta yang hadiri dalam kegiatan itu.
Kegiatan Maulid Nabi Besar Muhammd SAW diisi dengan ceramah, penanaman pohon,
Ceramah dan terakhir adalah makan bersama bersama anak yatim, peserta khataman
Qur’an, dan seluruh peserta yang hadir.
Agar lebih memaknai
nilai persaudaraan dan keakraban, setiap dulang diisi makanan dua porsi disatu
dulang. Mereka makan dalam satu dulang yang suda diisi dengan nasi dan lauk
pauknya. Sistim ini dinamakan Begibung. Begibung asal kata Begabung atau
bersatu. Bersama sama makan dalam satu piring atau talam. Sistim ini sudah
turun temurun sejak nenek moyang namun belakangan mulai digalakkan oleh pemda
Lombok Tengah.
Begibung sebenarnya
tidak hanya dilakukan oleh dua atau tiga orang, akan tetapi juga bisa 4 hingga
5 orang dalam satu talam. Makna filosofis dari kegiatan itu adalah berbagi
rizki, banyak sama banyak, sedikit sama sama sedikit. Tidak memandang tinggi rendahnya
pangkat, tidak memandang strata atau status sosial masyarakat, dan tiak
memandang rupa dan bentuk masyarakat itu sendiri.
Dalam setiap kesempatan
makan Begibung mulai diterapkan tidak hanya kepada pejabat SKPD Lingkup Pemda
Lombok Tengah akan tetapi juga ditengah masyarakat.
Majelis Ulama Indonesia
Kabupaten Lombok Tengah H.Minggre Hammi menilai sistim makan bersama dalam satu
piring ataupun Talam sangat baik dalam rangka mempererat tali persaudaraan,
ukhuwah Islamiyah antar umat beragama. Dengan satu piring nasi, selauk bersama
sama akan semakin manambah kearaban antara kedua orang tersebut. “Intinya
adalah saling berbagi antar umat sehingga akan muncul kepekaan sosial pada diri
manusia itu sendiri” jelasnya.
Minggre Hami berharap
agar kegiatan ini dijadikan tradisi atau kebiasaan bagi masyarakat Lombok
Tengah terutama dilembaga lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri sehingga
kedepan tradisi begibung dan maulid menjadi tradisi rutinitas.
Makan bersama atau
Begibung itu kini tidak hanya dilakukan pada acara acara seremonial semata akan
tetapi juga pada kegiatan keagamaan termasuk juga Maulid nabi besar Muhammad
SAW ataupun kegiatan disekolah sekolah. Penanaman nilai nilai persaudaraan, keakraban
dan saling berbagi seharusnya dimulai sejak dini pada anak anak didik saat
masih duduk di bangku sekolah dasar, sehingga kelak ketika dewasa tali
prsaudaraan itu akan tetap melekat dan selalu dikenang sehingga pertikaian
perselisihan tidak akan terjadi.
Untuk itulah Dinas
Pendidikan Lombok Tengah mulai menggalakkannya melalui kegiatan Maulid setiap
tahunnya. Dinas Pendidikan bahkan menginstruksikan kepada seluruh sekolah untuk
menggelar kegiatan itu setiap tahunnya sehingga tumbuh rasa persaudaraan dan
kekeluargaan yang hakiki. “Kita sudah mulai menggalakkan kegiatan Maulid
disekolah termasuk begibung, maknya adalah tumbuh silaturahmi antar siswa dan
guru, keterikatan antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa serta guru
dengan guru akan semakin kuat sehingga nilai kekeluargaan semakin besar sebab
kita siswa dan guru adalah satu rumpun keluarga” jelasnya.
Ke depan kegiatan
Maulid itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat umum tetapi juga dimeriahkan
dilingkungan sekolah untuk memperkuat keimanan dan kecintaan anak anak kepada
Allah SWT dan Rasulullah SAW. Amril
Via
Budaya
Posting Komentar