Berita NTB
Sosial Ekonomi
Petani Lele KDI Harus Berkreasi dan Berinovasi
MATARAM,
(1/4). Dalam upaya peningkatan kualitas produksi Ikan Lele, para petani lele
khususnya yang berada di Lingkungan Kebon Daya Indah (KDI) Kelurahan Pagutan
Barat, Kecamatam Mataram, Kota Mataram diminta terus berinovasi dan berkreasi.
Hal itu di sampaikan Walikota Mataram, H Ahyar Abduh dalam acara penguatan
kelompok budidaya Ikan Lele sistem kolam terpal di Kecamatan Mataram dan
Selaparang yang berlangsung di kelompok tani Mawar Lingkungan KDI, Selasa
(1/4).
Kegitan penguatan kelompok budidaya Ikan Lele sistem kolam Terpal, dihadiri pula oleh Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Suryani Ahyar Abduh, Kepala BP4K Kota Mataram, Hj Tasnim Sastiani, Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan H Mutawalli, dan Kepala BPM Kota Mataram H Syaiful Mukmin beserta jajaranya, Camat Mataram, beserta para Lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta para petani Lele setempat.
Dalam kesempatan itu, Walikota beserta Ibu Walikota Mataram berksempatan menebar puluhan ribu bibit Ikan Lele di Kolam Terpal, kemudian memanen Ikan Lele yang sudah siap panen.
Melihat potensi dan peluang usaha dari budidaya Ikan Lele tersebut, Walikota berharap agar program budidaya Ikan Lele dengan sistem Terpal bisa ditularkan kepada lingkungan-lingkungan lainnya, sebagai upaya membuka peluang usaha, peluang kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat karena ikan lele memiliki protein yang sangat tinggi. “Pola budidaya dengan Terpal ini sangat efektif dan cocok dikembangkan di Kota Mataram apalagi lahan kota yang sudah sangat terbatas, karenanya kami memberikan apresiasi positif terhadap gerakan kelompok petani Lele di KDI,” katanya.
Oleh karena itu, Walikota berharap para petani terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup besar, karena Lele memiliki pangsa pasar yang sangat luas, selain itu petani juga harus lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan lahan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan, begitu juga dengan pemasaran dan hasil produksi agar mengutamakan kebersihan. “Dalam hal ini pemerintah siap memberikan dukungan, sesuai kebutuhan,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala BP4K Kota Mataram, Hj Tasnim Sastiani , penguatan kelompok budidaya Ikan Lele dengan sistem terpal di Lingkungan KDI yan pencanangannya dimulai sekitar bulan April 2013 sebagai Kampung Budidaya Ikan Khusus Lele (KDIKL) dikelola oleh tiga kelompok, satu kelompok beranggotakan 12 orang. Program ini merupakan upaya optimalisasi lahan sempit, yang berdampak pula pada pengurangan angka keluarga miskin. “Karena keberadaan budidaya ini memberikan dampak positif yang cukup tinggi, dimana harga Ikan Lele di pasaran mencapai Rp16-17 ribu perkilogram,” ungkapnya.
Sementara Ketua Kelompok Mawar Budidaya Lele, H Muhammad Dimyati menjelaskan, saat ini pihaknya mengembangkan budidaya Ikan Lele pada 50 unit Kolam Terpal berukuran 2 meter x 3 meter dan 3 meter x 6 meter bersama 36 orang anggota yang saat ini mulai dikembangkan juga ke rumah-rumah penduduk lainnya.
Untuk sekali panen, katanya, pada 50 kolam bisa menghasilkan sekitar 25 ton, dengan harga jual berkisar Rp16-17 ribu perkilogram, sementara total modal yang dikelurkan untuk satu kolam bersiri sekitar 600 ekor bibit berkisar Rp1,3 juta. Dengan demikian nilai ekonomis yang didapatkan petani berlipat-lipat, asalkan bisa dilakukan dengan tekun,” ujarnya.
Disisi lain Dimyati menyampaikan, beberapa kendala yang sedang dihadapi para petani, diantaranya, bibit, pengelolaan hasil dan kebutuhan akan mesin pakan. Untuk bibit, pihaknya saat ini baru mulai mengembangkan dengan pendamping dari tim penyuluh, namun baru mampu membibitkan sekitar 10 ribu bibit, jumlah itu dinilai masih sangat kurang dari kebutuhan, mengingat kolam yang tersedian sebanyak 50 unit, belum lagi pada kelompok-kelompok lainnya.
“Sedangkan mesin pakan dibutuhkan untuk efisiensi pembelian pakan, karena satu kolah dari mulai pengembangan hingga panen bisa menghabiskan sekitar 3 kwintal pakan, jika pakan bisa kami buat tentu akan lebih efisien,” ungkapnya.
(pr)
Kegitan penguatan kelompok budidaya Ikan Lele sistem kolam Terpal, dihadiri pula oleh Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Suryani Ahyar Abduh, Kepala BP4K Kota Mataram, Hj Tasnim Sastiani, Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan H Mutawalli, dan Kepala BPM Kota Mataram H Syaiful Mukmin beserta jajaranya, Camat Mataram, beserta para Lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta para petani Lele setempat.
Dalam kesempatan itu, Walikota beserta Ibu Walikota Mataram berksempatan menebar puluhan ribu bibit Ikan Lele di Kolam Terpal, kemudian memanen Ikan Lele yang sudah siap panen.
Melihat potensi dan peluang usaha dari budidaya Ikan Lele tersebut, Walikota berharap agar program budidaya Ikan Lele dengan sistem Terpal bisa ditularkan kepada lingkungan-lingkungan lainnya, sebagai upaya membuka peluang usaha, peluang kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat karena ikan lele memiliki protein yang sangat tinggi. “Pola budidaya dengan Terpal ini sangat efektif dan cocok dikembangkan di Kota Mataram apalagi lahan kota yang sudah sangat terbatas, karenanya kami memberikan apresiasi positif terhadap gerakan kelompok petani Lele di KDI,” katanya.
Oleh karena itu, Walikota berharap para petani terus berproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup besar, karena Lele memiliki pangsa pasar yang sangat luas, selain itu petani juga harus lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan lahan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan, begitu juga dengan pemasaran dan hasil produksi agar mengutamakan kebersihan. “Dalam hal ini pemerintah siap memberikan dukungan, sesuai kebutuhan,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala BP4K Kota Mataram, Hj Tasnim Sastiani , penguatan kelompok budidaya Ikan Lele dengan sistem terpal di Lingkungan KDI yan pencanangannya dimulai sekitar bulan April 2013 sebagai Kampung Budidaya Ikan Khusus Lele (KDIKL) dikelola oleh tiga kelompok, satu kelompok beranggotakan 12 orang. Program ini merupakan upaya optimalisasi lahan sempit, yang berdampak pula pada pengurangan angka keluarga miskin. “Karena keberadaan budidaya ini memberikan dampak positif yang cukup tinggi, dimana harga Ikan Lele di pasaran mencapai Rp16-17 ribu perkilogram,” ungkapnya.
Sementara Ketua Kelompok Mawar Budidaya Lele, H Muhammad Dimyati menjelaskan, saat ini pihaknya mengembangkan budidaya Ikan Lele pada 50 unit Kolam Terpal berukuran 2 meter x 3 meter dan 3 meter x 6 meter bersama 36 orang anggota yang saat ini mulai dikembangkan juga ke rumah-rumah penduduk lainnya.
Untuk sekali panen, katanya, pada 50 kolam bisa menghasilkan sekitar 25 ton, dengan harga jual berkisar Rp16-17 ribu perkilogram, sementara total modal yang dikelurkan untuk satu kolam bersiri sekitar 600 ekor bibit berkisar Rp1,3 juta. Dengan demikian nilai ekonomis yang didapatkan petani berlipat-lipat, asalkan bisa dilakukan dengan tekun,” ujarnya.
Disisi lain Dimyati menyampaikan, beberapa kendala yang sedang dihadapi para petani, diantaranya, bibit, pengelolaan hasil dan kebutuhan akan mesin pakan. Untuk bibit, pihaknya saat ini baru mulai mengembangkan dengan pendamping dari tim penyuluh, namun baru mampu membibitkan sekitar 10 ribu bibit, jumlah itu dinilai masih sangat kurang dari kebutuhan, mengingat kolam yang tersedian sebanyak 50 unit, belum lagi pada kelompok-kelompok lainnya.
“Sedangkan mesin pakan dibutuhkan untuk efisiensi pembelian pakan, karena satu kolah dari mulai pengembangan hingga panen bisa menghabiskan sekitar 3 kwintal pakan, jika pakan bisa kami buat tentu akan lebih efisien,” ungkapnya.
(pr)
Via
Berita NTB
Posting Komentar