Berita NTB
Profil Wabup : Dari Ubi Jalar Hingga Kursi Wabup
Mataram, sasambonews.com. Rabu 17 Februari 2016 adalah hari bersejarah bagi Wakil Bupati Lombok Tengah L.Fathul Bahri. Betapa tidak mimpi bertahun tahun menjadi kepala daerah terwujud.
Penyematan pin Wabup dan penyumpahan janji kepala daerah oleh Gubernur NTB menjadi awal pijakan memimpin Lombok Tengah ke arah yang lebih baik mendampingi Bupati H.Suhaili.
Untuk menjadi Wabup, bukan perkara gampang namun lika liku pahit manis kehidupan harus dilaluinya bahkan dihadapi pada posisi amat sulit. Tetapi dengan ketabahan dan keyakinan tinggi mantan ketua PKNU itu bisa dilaluinya.
Fathul Bahri lahir tahun 1969 dikeluarga dilingkungan yang serba susah 47, Fathul kecil diisi dengan hari hari yang menyedihkan dan tragis. Ayahnya seorang Kliang atau sekarang bernama Kadus dengan dua ibu dan belasan saudara.
Meski ayahnya seorang Kadus bukan berati dia hidup serba berkecukupan. Untuk dapat makan diapun harus mencari ubi disawah sawah tetangga. Bukan senang girangnya ketika melihat tunas ubi jalar disawah.
Diapun langsung berusaha menggalinya bersama kakaknya. Saking asik menggali tanah, tanpa diduga kakaknya menghujam cangkul ke tanah dan mengenai telunjuk kanannya. Akibatnya telunjuk kanan putus. Beruntung cangkul hanya mengenai jari telunjuknya saja.
"Pilkada ini saya ibaratkan telunjuk saya, kalau Allah mau bisa saja seluruh jari saya akan putus, tapi inilah skenario Allah, kalau Allah mengatakan dapat jadi Wabup maka itu pasti terjadi, sebaliknya kalau Allah katakan tidak dapat, maka itu adalah ketentuan Allah" ungkap Fathul pada masyarakat setiap kali pertemuan.
Dan benar skenario Allah itu, diapun terpilih ditengah cibiran banyak pihak terlebih lagi berpasangan dengan Suhaili yang notabene keduanya berasal dari utara Lombok Tengah.
Masa remajanya juga tak luput dari kehidupan yang seadanya. Memulai karir pendidikannya di SDN 2 Aik Mual, Fathul masuk ke SMPN 4 Aik mual dan SMAN 1 Praya. Semantara kuliahnya di Universitas 45 Mataram. Meski menjadi cucu dari Datok Tombok seorang ulama besar namun dia tidak bersekolah di pendidikan agama, meski demikian kemampuan ceramah bisa diuji.
Selesai SMA berbagai pekerjaan sudah digelutinya mulai dari buruh tani hingga menjadi kernet angkutan umum dan menjadi seorang kontraktor.
Dibidang politik. Karir Politik Fathul Bahri terbilang moncer. Memulai karir politik diPKB, Fathul mencoba peruntungan di DPRD Lombok Tengah. Meski mendulang suara terbesar dari calon lain, tapi karena masih berlaku nomor urut maka nomor urut 1 Ahmad Afifi selaku ketua DPC yang berhak dilantik.
Meski gagal namun dia tak patah arang. Tahun berikutnya dia ikut Caleg. Kali ini melalui PKNU partai baru pecahan PKB. Diapun berhasil melenggang ke DPRD dan langsung menjadi wakil ketua DPRD.
Lima tahun memimpin dewan, PKNU pun gagal menjadi kontestan di pemilu berikutnya karena tidak memenuhi elektoraltreshod atau 2,5 %perolehan kursi di DPR RI.
PKNU pun memilih Gerindra sebagai koleganya. Fathul pun mencalonkan diri melalui Gerindra dapil Praya Praya Tengah. Akan tetapi karena dianggap sebagai ancaman calon sesama partai di dapil I terlbih lagi menjadi pendatang baru, Fathul tak diizinkan menncalonkan diri di Lombok Tengah dan dilempar ke Provinsi.
Sadar dengan posisinya sebagai pendatang baru di Gerindra diapun harus iklas menerima. Di provinsipun dia harus diganjal dan diberikan nomor urut dua dibawah L.Wirajaya.
Walaupun demikian dia tetap terima dengan lapang dada. Meski nomor urut 2, dengan iktiar yang kuat akhirnya dia berhasil duduk di parlemen udayana.
Cerita tak berakhir disitu, lakon ini terus berlanjut. Atas desakan berbagai pihak dan juga tawaran dari Suhaili untuk berpaketan dalam Pilkada 2015, Fathul kembali diuji nyalinya ditengah amunisi yang sudah kosong melompong.
Dengan keyakinan yang tinggi dan tekad yang bulat, ikhtiar itu kembali dilanjutkan. Harapannya ketika tidak dapat bisa kembali ke DPRD NTB.
Tetapi ditengah jalan keputusan mengejutkan dari MK bahwa setiap pejabat negara yang ingin mencalonkan diri menjadi Kepala Daerah harus mengundurkan diri.
Ujian sesungguhnya ada disini. Pilihan harus diambil antara mundur atau tetap menjadi dewan. Pilihan yang amat sulit dan berat maklum barus saja menikmati gaji 25 juta perbulan dan baru beberapa bulan serta harus meninggalkan dana aspirasinya Rp.2 milyar pertahun.
Ditengah kebimbangan itu, dengan nawaitu yang lurus, Fathul Bahri yang saat itu menjabat sekretaris komisi V dengan berat hati melepaskan jabatan dan keanggotaannya sebagai anggota dewan.
"Insya Allah, kita maju, sudah saya dan keluarga pikirkan" ungkapnya waktu itu.
Dengan ucapan bismillahirahmanirahim, iktiar kembali dilanjutkan dengan resiko siap siap menjadi pedagang bakso sepeti yang diungkapkannya setiap saat.
Alhamdulillah, puji sykur kepada Allah, ikhtiar itu berhasil mulus. Apa yang menjadi skenario Allah terwujud.
Selamat kepada L.Fathul Bahri sebagai Wakil Bupati Lombok Tengah periode 2016-2021.
Penyematan pin Wabup dan penyumpahan janji kepala daerah oleh Gubernur NTB menjadi awal pijakan memimpin Lombok Tengah ke arah yang lebih baik mendampingi Bupati H.Suhaili.
Untuk menjadi Wabup, bukan perkara gampang namun lika liku pahit manis kehidupan harus dilaluinya bahkan dihadapi pada posisi amat sulit. Tetapi dengan ketabahan dan keyakinan tinggi mantan ketua PKNU itu bisa dilaluinya.
Fathul Bahri lahir tahun 1969 dikeluarga dilingkungan yang serba susah 47, Fathul kecil diisi dengan hari hari yang menyedihkan dan tragis. Ayahnya seorang Kliang atau sekarang bernama Kadus dengan dua ibu dan belasan saudara.
Meski ayahnya seorang Kadus bukan berati dia hidup serba berkecukupan. Untuk dapat makan diapun harus mencari ubi disawah sawah tetangga. Bukan senang girangnya ketika melihat tunas ubi jalar disawah.
Diapun langsung berusaha menggalinya bersama kakaknya. Saking asik menggali tanah, tanpa diduga kakaknya menghujam cangkul ke tanah dan mengenai telunjuk kanannya. Akibatnya telunjuk kanan putus. Beruntung cangkul hanya mengenai jari telunjuknya saja.
"Pilkada ini saya ibaratkan telunjuk saya, kalau Allah mau bisa saja seluruh jari saya akan putus, tapi inilah skenario Allah, kalau Allah mengatakan dapat jadi Wabup maka itu pasti terjadi, sebaliknya kalau Allah katakan tidak dapat, maka itu adalah ketentuan Allah" ungkap Fathul pada masyarakat setiap kali pertemuan.
Dan benar skenario Allah itu, diapun terpilih ditengah cibiran banyak pihak terlebih lagi berpasangan dengan Suhaili yang notabene keduanya berasal dari utara Lombok Tengah.
Masa remajanya juga tak luput dari kehidupan yang seadanya. Memulai karir pendidikannya di SDN 2 Aik Mual, Fathul masuk ke SMPN 4 Aik mual dan SMAN 1 Praya. Semantara kuliahnya di Universitas 45 Mataram. Meski menjadi cucu dari Datok Tombok seorang ulama besar namun dia tidak bersekolah di pendidikan agama, meski demikian kemampuan ceramah bisa diuji.
Selesai SMA berbagai pekerjaan sudah digelutinya mulai dari buruh tani hingga menjadi kernet angkutan umum dan menjadi seorang kontraktor.
Dibidang politik. Karir Politik Fathul Bahri terbilang moncer. Memulai karir politik diPKB, Fathul mencoba peruntungan di DPRD Lombok Tengah. Meski mendulang suara terbesar dari calon lain, tapi karena masih berlaku nomor urut maka nomor urut 1 Ahmad Afifi selaku ketua DPC yang berhak dilantik.
Meski gagal namun dia tak patah arang. Tahun berikutnya dia ikut Caleg. Kali ini melalui PKNU partai baru pecahan PKB. Diapun berhasil melenggang ke DPRD dan langsung menjadi wakil ketua DPRD.
Lima tahun memimpin dewan, PKNU pun gagal menjadi kontestan di pemilu berikutnya karena tidak memenuhi elektoraltreshod atau 2,5 %perolehan kursi di DPR RI.
PKNU pun memilih Gerindra sebagai koleganya. Fathul pun mencalonkan diri melalui Gerindra dapil Praya Praya Tengah. Akan tetapi karena dianggap sebagai ancaman calon sesama partai di dapil I terlbih lagi menjadi pendatang baru, Fathul tak diizinkan menncalonkan diri di Lombok Tengah dan dilempar ke Provinsi.
Sadar dengan posisinya sebagai pendatang baru di Gerindra diapun harus iklas menerima. Di provinsipun dia harus diganjal dan diberikan nomor urut dua dibawah L.Wirajaya.
Walaupun demikian dia tetap terima dengan lapang dada. Meski nomor urut 2, dengan iktiar yang kuat akhirnya dia berhasil duduk di parlemen udayana.
Cerita tak berakhir disitu, lakon ini terus berlanjut. Atas desakan berbagai pihak dan juga tawaran dari Suhaili untuk berpaketan dalam Pilkada 2015, Fathul kembali diuji nyalinya ditengah amunisi yang sudah kosong melompong.
Dengan keyakinan yang tinggi dan tekad yang bulat, ikhtiar itu kembali dilanjutkan. Harapannya ketika tidak dapat bisa kembali ke DPRD NTB.
Tetapi ditengah jalan keputusan mengejutkan dari MK bahwa setiap pejabat negara yang ingin mencalonkan diri menjadi Kepala Daerah harus mengundurkan diri.
Ujian sesungguhnya ada disini. Pilihan harus diambil antara mundur atau tetap menjadi dewan. Pilihan yang amat sulit dan berat maklum barus saja menikmati gaji 25 juta perbulan dan baru beberapa bulan serta harus meninggalkan dana aspirasinya Rp.2 milyar pertahun.
Ditengah kebimbangan itu, dengan nawaitu yang lurus, Fathul Bahri yang saat itu menjabat sekretaris komisi V dengan berat hati melepaskan jabatan dan keanggotaannya sebagai anggota dewan.
"Insya Allah, kita maju, sudah saya dan keluarga pikirkan" ungkapnya waktu itu.
Dengan ucapan bismillahirahmanirahim, iktiar kembali dilanjutkan dengan resiko siap siap menjadi pedagang bakso sepeti yang diungkapkannya setiap saat.
Alhamdulillah, puji sykur kepada Allah, ikhtiar itu berhasil mulus. Apa yang menjadi skenario Allah terwujud.
Selamat kepada L.Fathul Bahri sebagai Wakil Bupati Lombok Tengah periode 2016-2021.
Via
Berita NTB
Posting Komentar