Berita NTB
Politisi Partai Demokrat itu meminta kepada Dikes Loteng untuk memanggil pemilik atau pengelola Klinik Kesehatan yang beroprasi di Loteng, dan turun langsung kelapangan untuk memantau atau melihat secara langsung peralatan atau pelayanan yang diterapkan oleh Klinik Kesehatan tersebut.
Pasalnya, disejumlah klinik kkesehatan yang beroprasi di Loteng diduga tidak memiliki peralatan kesehatan standar dan tidak menerapkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan aturan Standar Pelayanan yang semestinya.
Terbukti, masih saja ditemukan kasus DBD di Loteng, bahkan sampai menelayan korban jiwa.” DBD ini berbahaya karena menyangkut Nyawa Masyarakat. Untuk itu Dikes harus memanggil Klinik Kesehatan, dan harus turun langsung ke lapangan untuk mengecek apakah klinik kesehatan itu memiliki standar peralatan kesehatan atau tidak. Karena jangan sampai ada klinik kesehatan yang tidak bisa mendeteksi apakah Pasien itu terjangkit DBD atau tidak, sehingga jangan sampai Masyarakat tidak mengetahui apakah dirinya terjangkit DBD atau tidak, dan kalau itu yang terjadi dampaknya sangat berbahaya karena itu menyangkut Nyawa Masyarakat,” ungkap Ahmad Ziadi.
Bila perlu kata Ahmad Ziadi, disetiap Puskesmas se Loteng dilengkapi dengan alat pendeteksi dini gejala DBD, sehingga masyarakat bisa mengetahui penyakit kyang dideritanya dan bisa dilakukan tindakan cepat sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita masyarakat.” Bila perlu disetiap Puskesmas ada Standar Peralatan yang memadai, karena setiap tahun DBD ini menyerang masyarakat,” tuturnya.
Menurut Ahmad Ziadi, standar pelayanan dan peralatan kesehatan itu mutlak harus di miliki Klinik Kesehatan, termasuk standar harga pelayanan yang ada di Klinik Kesehatan tersebut. Karena yang terjadi saat ini di Klinik Kesehatan yang beroprasi di Loteng tidak ada harga standar pelayanan, sehingga yang terjadi, harga pelayanan untuk dokter sepesialis dengan dokter umum di sama ratakan.” Standar Pelayanan dan Peralatan Kesehatan itu mutlak harus di miliki. Kalau itu tidak dimiliki lebih baik jangan buka Klinik Kesehatan. Dan yang saya temukan di Loteng belum ada standar biaya yang harus dibayar masyarakat untuk layanan kesehatan, karena biaya dokter spesialis dengan dokter umum tidak ada klisifikasi harga, dan biaya dokter spesialis di Klinik satu dengan lainnya berbeda – beda. Nah itulah yang harus diselesaikan oleh Dikes Loteng,” ujar Ahmad Ziadi. |rul.
Dewan Nilai Dikes Tak Mampu
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.- Wakil Ketua DPRD Lombok Tengah (Loteng) Ahmad Ziani menilai Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng tidak mampu melaksanakan tugas pelayanan dibidang kesehatan kepada Masyarakat Loteng.
Terbukti, setiap tahunnya, masyarakat Bumi Tatas Tuhu Trasna dihantui Demam Berdarah Dengue (DBD).” Kinerja Dikes Loteng datar – datar saja teruma dipelayanan kesehatan sama sekali tidak ada peningkatan,” kata Ahmad Ziadi disela – sela acara Pembukaan STQ XXIV Tingkat Kabupaten Loteng Tahun 2016 di Kecamatan Pringgarata, Sabtu, (05/03/2016).
Terbukti, setiap tahunnya, masyarakat Bumi Tatas Tuhu Trasna dihantui Demam Berdarah Dengue (DBD).” Kinerja Dikes Loteng datar – datar saja teruma dipelayanan kesehatan sama sekali tidak ada peningkatan,” kata Ahmad Ziadi disela – sela acara Pembukaan STQ XXIV Tingkat Kabupaten Loteng Tahun 2016 di Kecamatan Pringgarata, Sabtu, (05/03/2016).
Politisi Partai Demokrat itu meminta kepada Dikes Loteng untuk memanggil pemilik atau pengelola Klinik Kesehatan yang beroprasi di Loteng, dan turun langsung kelapangan untuk memantau atau melihat secara langsung peralatan atau pelayanan yang diterapkan oleh Klinik Kesehatan tersebut.
Pasalnya, disejumlah klinik kkesehatan yang beroprasi di Loteng diduga tidak memiliki peralatan kesehatan standar dan tidak menerapkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan aturan Standar Pelayanan yang semestinya.
Terbukti, masih saja ditemukan kasus DBD di Loteng, bahkan sampai menelayan korban jiwa.” DBD ini berbahaya karena menyangkut Nyawa Masyarakat. Untuk itu Dikes harus memanggil Klinik Kesehatan, dan harus turun langsung ke lapangan untuk mengecek apakah klinik kesehatan itu memiliki standar peralatan kesehatan atau tidak. Karena jangan sampai ada klinik kesehatan yang tidak bisa mendeteksi apakah Pasien itu terjangkit DBD atau tidak, sehingga jangan sampai Masyarakat tidak mengetahui apakah dirinya terjangkit DBD atau tidak, dan kalau itu yang terjadi dampaknya sangat berbahaya karena itu menyangkut Nyawa Masyarakat,” ungkap Ahmad Ziadi.
Bila perlu kata Ahmad Ziadi, disetiap Puskesmas se Loteng dilengkapi dengan alat pendeteksi dini gejala DBD, sehingga masyarakat bisa mengetahui penyakit kyang dideritanya dan bisa dilakukan tindakan cepat sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita masyarakat.” Bila perlu disetiap Puskesmas ada Standar Peralatan yang memadai, karena setiap tahun DBD ini menyerang masyarakat,” tuturnya.
Menurut Ahmad Ziadi, standar pelayanan dan peralatan kesehatan itu mutlak harus di miliki Klinik Kesehatan, termasuk standar harga pelayanan yang ada di Klinik Kesehatan tersebut. Karena yang terjadi saat ini di Klinik Kesehatan yang beroprasi di Loteng tidak ada harga standar pelayanan, sehingga yang terjadi, harga pelayanan untuk dokter sepesialis dengan dokter umum di sama ratakan.” Standar Pelayanan dan Peralatan Kesehatan itu mutlak harus di miliki. Kalau itu tidak dimiliki lebih baik jangan buka Klinik Kesehatan. Dan yang saya temukan di Loteng belum ada standar biaya yang harus dibayar masyarakat untuk layanan kesehatan, karena biaya dokter spesialis dengan dokter umum tidak ada klisifikasi harga, dan biaya dokter spesialis di Klinik satu dengan lainnya berbeda – beda. Nah itulah yang harus diselesaikan oleh Dikes Loteng,” ujar Ahmad Ziadi. |rul.
Via
Berita NTB

Sasambo News
Sasambonews.com, Alamat Jurang Jaler Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB
Posting Komentar