Berita NTB
MATARAM, sasambonews.com. Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK) Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi membuka acara dan menjadi salah satu pembicara Dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Gizi Buruk di Provinsi NTB, Rabu (30/3/2016).
Ia menaruh harapan agar acara tersebut bisa menghasilkan solusi mengurangi gizi buruk. “Saya harap pertemuan menghasilkan rumusan yang strategis dan integratif dalam memerangi gizi buruk. Kami ingin BPOM memberikan pembekalan kepada 10 TP.PKK Kabupaten/Kota dalam memahami dan mengetahui jenis makanan sehat yang bebas dari bahan pengawet dan pewarna. Kalau bisa kita juga diberi pengetahuan terkait dampak yang ditimbulkan jika memakan makanan yang tidak baik bagi tubuh. Sehingga ibu-ibu ini bisa membagi dengan masyarakat di Kabupaten kota,” ungkapnya.
Pertemuan yang diselenggarakan di Pendopo Timur Gubernur NTB dihadiri oleh pimpinan SKPD terkait dan TP. PKK Kabupaten/Kota di Provinsi NTB.
Dra. Gita suciati Burhan, Apt selaku Ketua Panitia menyampaikan rapat ini diselenggarakan untuk melakukan sinkronisasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, serta tindak lanjut dari 10 program PKK.
Ia melaporkan peserta yang hadir dalam rapat koordinasi ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari anggota TP.PKK Kabupaten Kota dan SKPD terkait. “Kami berharap pertemuan ini menghasilkan informasi dan kesepakatan mengenai penanganan gizi kurang dan gizi buruk yang nantinya dapat dilaksanakan di 10 Kabupaten Kota di provinsi NTB,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Koordinasi Program Generasi Emas NTB (GEN) Provinsi NTB Drs. H. Lalu syafi'i. MM menyampaikan program gizi buruk ini adalah daya ungkit yang tinggi dalam pembangunan NTB. “Mudah-mudahan dengan pertemuan ini dapat mempertajam sinergitas antara pemerintah dengan TP.PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga dapat mengurangi jumlah gizi kurang dan gizi buruk,” harapnya.
Ketua TP.PKK Provinsi NTB dalam sambutan pembukaannya mengucapkan selamat kepada 4 Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kota Bima, dan Kota Sumbawa terpilih menjadi nominator dalam Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat nasional. “Jika Kita masuk sebagai nominator, maka sudah pasti kita akan memperoleh peringkat 1-6 dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Kasus gizi buruk merupakan tanggung jawab setiap elemen masyarakat, terutama kaum wanita. Hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang berhasil adalah anak-anak yang memiliki kedekatan secara emosional dengan ibunya. “Oleh karena itu, bapak-bapak harus memberikan dukungan penuh kepada ibu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Perempuan bekerja boleh asal tidak meninggalkan kewajiban dalam mengurus suami dan anak-anak,” terangnya.
Dalam kunjungan ke Jakarta Ia mengakui telah berkonsultasi dengan dokter ahli du RSCM dan dokter FKUI tentang gizi buruk dan ibu hamil.
Pakar kesehatan mengatakan perempuan NTB yang masuk masa hamil kebanyakan kurang darah. Hal inilah yang menyebabkan bayi yang dilahirkan nantinya akan menderita gizi buruk.
Untuk mencegah hal tersebut, TP.PKK sedang merancang kelas pra nikah agar pasangan yang akan menikah mempersiapkan asupan gizi selama masa kehamilan. Bahkan, menurut pakar kesehatan pencegahan gizi buruk harus dilakukan sejak memasuki usia remaja atau saat SMP.
Mengakhiri pertemuan tersebut, Erica menyampaikan beberapa prestasi NTB yang diperoleh tahun 2015, yaitu Provinsi NTB berada di peringkat 1 dari seluruh Indonesia dalam peningkatan kondisi perekonomian tercepat dan yang terbaru adalah capaian imunisasi polio tahun 2016 adalah yang paling baik, serta Bupati Dompu merupakan salah satu bupati dengan kinerja baik di Indonesia. “Kita bisa mencapai prestasi tersebut karena kerja sama berbagai pihak. Jangan sampai dengan adanya kasus gizi buruk yang ada di NTB mempengaruhi prestasi yang telah diraih oleh Provinsi kita. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama bersinergi untuk mencegah dan mengurangi gizi buruk,” pungkasnya.Ipr
Erica Ingin Perangi Gizi Buruk
MATARAM, sasambonews.com. Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP. PKK) Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi membuka acara dan menjadi salah satu pembicara Dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Gizi Buruk di Provinsi NTB, Rabu (30/3/2016).
Ia menaruh harapan agar acara tersebut bisa menghasilkan solusi mengurangi gizi buruk. “Saya harap pertemuan menghasilkan rumusan yang strategis dan integratif dalam memerangi gizi buruk. Kami ingin BPOM memberikan pembekalan kepada 10 TP.PKK Kabupaten/Kota dalam memahami dan mengetahui jenis makanan sehat yang bebas dari bahan pengawet dan pewarna. Kalau bisa kita juga diberi pengetahuan terkait dampak yang ditimbulkan jika memakan makanan yang tidak baik bagi tubuh. Sehingga ibu-ibu ini bisa membagi dengan masyarakat di Kabupaten kota,” ungkapnya.
Pertemuan yang diselenggarakan di Pendopo Timur Gubernur NTB dihadiri oleh pimpinan SKPD terkait dan TP. PKK Kabupaten/Kota di Provinsi NTB.
Dra. Gita suciati Burhan, Apt selaku Ketua Panitia menyampaikan rapat ini diselenggarakan untuk melakukan sinkronisasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, serta tindak lanjut dari 10 program PKK.
Ia melaporkan peserta yang hadir dalam rapat koordinasi ini berjumlah 40 orang yang terdiri dari anggota TP.PKK Kabupaten Kota dan SKPD terkait. “Kami berharap pertemuan ini menghasilkan informasi dan kesepakatan mengenai penanganan gizi kurang dan gizi buruk yang nantinya dapat dilaksanakan di 10 Kabupaten Kota di provinsi NTB,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Koordinasi Program Generasi Emas NTB (GEN) Provinsi NTB Drs. H. Lalu syafi'i. MM menyampaikan program gizi buruk ini adalah daya ungkit yang tinggi dalam pembangunan NTB. “Mudah-mudahan dengan pertemuan ini dapat mempertajam sinergitas antara pemerintah dengan TP.PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga dapat mengurangi jumlah gizi kurang dan gizi buruk,” harapnya.
Ketua TP.PKK Provinsi NTB dalam sambutan pembukaannya mengucapkan selamat kepada 4 Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kota Bima, dan Kota Sumbawa terpilih menjadi nominator dalam Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat nasional. “Jika Kita masuk sebagai nominator, maka sudah pasti kita akan memperoleh peringkat 1-6 dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Kasus gizi buruk merupakan tanggung jawab setiap elemen masyarakat, terutama kaum wanita. Hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang berhasil adalah anak-anak yang memiliki kedekatan secara emosional dengan ibunya. “Oleh karena itu, bapak-bapak harus memberikan dukungan penuh kepada ibu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Perempuan bekerja boleh asal tidak meninggalkan kewajiban dalam mengurus suami dan anak-anak,” terangnya.
Dalam kunjungan ke Jakarta Ia mengakui telah berkonsultasi dengan dokter ahli du RSCM dan dokter FKUI tentang gizi buruk dan ibu hamil.
Pakar kesehatan mengatakan perempuan NTB yang masuk masa hamil kebanyakan kurang darah. Hal inilah yang menyebabkan bayi yang dilahirkan nantinya akan menderita gizi buruk.
Untuk mencegah hal tersebut, TP.PKK sedang merancang kelas pra nikah agar pasangan yang akan menikah mempersiapkan asupan gizi selama masa kehamilan. Bahkan, menurut pakar kesehatan pencegahan gizi buruk harus dilakukan sejak memasuki usia remaja atau saat SMP.
Mengakhiri pertemuan tersebut, Erica menyampaikan beberapa prestasi NTB yang diperoleh tahun 2015, yaitu Provinsi NTB berada di peringkat 1 dari seluruh Indonesia dalam peningkatan kondisi perekonomian tercepat dan yang terbaru adalah capaian imunisasi polio tahun 2016 adalah yang paling baik, serta Bupati Dompu merupakan salah satu bupati dengan kinerja baik di Indonesia. “Kita bisa mencapai prestasi tersebut karena kerja sama berbagai pihak. Jangan sampai dengan adanya kasus gizi buruk yang ada di NTB mempengaruhi prestasi yang telah diraih oleh Provinsi kita. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama bersinergi untuk mencegah dan mengurangi gizi buruk,” pungkasnya.Ipr
Via
Berita NTB
Posting Komentar