Berita NTB
Pasar Tradisional Kuta Bikin Wisatawan Tak Nyaman
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.-Kondisi Pasar Tradisional Kuta Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah (Loteng) sangat memprihatinkan. Pasalnya, Pasar Tradisional yang berada di tengah – tengah kawasan Pariwisata terbesar di Bumi Tatas Tuhu Trasna itu, tidak terurus.
Selain tergenang air hujan, lapak pedagang atau los pasar di Pasar Tradisional tersebut tidak terurus, bahkan nyaris terlihat seperti kandang ayam atau kandang kambing.” Ya mau gimana lagi pak, kondisinya sudah seperti ini, padahal pasar ini setiap hari dikunjungi Turis Asing,” tutur salah seorang pedagang Pasar Tradisional Kuta Sakrah Selasa, (01/03/2016).
Setiap hari Minggu kata Sakrah, Pasar Kuta menjadi pusat transaksi jual beli masyarakat, baik hasil bumi, hasil laut maupun kebutuhan pokok sehari – hari.
Tidak hannya masyarakat Kuta dan sekitarnya, Pasar itu juga ramai di kunjungi Turis Asing yang menetap di Desa Kuta, datang berbelanja untuk memenuhi kebututhan sehari – hari.”Pasar ini ramai di kunjungi Turis, dan yang sering dikeluhkan, kondisi pasar yang Kumuh. Sebagus dan sesegar apapun barang yang kita jual, pembeli melihatnya tidak bagus dan segar, ya karena tempatnya yang kotor dan kumuh. Akibatnya pembeli tidak betah berlama – lama di dalam pasar dan kalaupun membeli barang ditawar dengan harga murah, karena mereka menganggap barang yang kami jual tidak berkwalitas bagus,” terangnya.
Dimusim penghujan, kawasan Pasar Tradisional tergenang air hujan, mirip seperti hamparan sawah yang baru saja selesai di garap, yang dipenuhi lumpur dan bau air yang menyengat. Dan dimusim kemarau kawasan pasar berubah menjadi kawasan yang berdebu dan sangat mengganggu kesehatan pedagang dan masyarakat sekitar termasuk kesehatan para pengunjung pasar.” Inilah kondisinya, dimusim hujan, ruas jalan yang ada dikawasan Pasar Beceh tergenang air bercampur lumpur, dan dimusim kemarau dihujani debu, dan itu sangat menggagu aktivitas di pasar termasuk mengganggu kesehatan para pedagang, masayarakat sekitar dan pengunjung pasar,” sambung Kepala Desa (Kades) Kuta Lalu Badarudin.
Pasar Tradisional Kuta, kata L. Badarudin tidak hannya sekedar sebagai pusat transaksi jual beli masyarakat, melainkan juga masuk kedalam Paket Wisata yang dipromosikan atau dijual oleh para pelaku pariwisata, kepada para wisatawan asing yang datang berkunjung ke wilayah Pantai Kuta.”Setiap hari minggu, wisatawan yang menginap di Novotel datang berkunjung ke Pasar Kuta. Tetapi apa yang mereka lihat, bukannya melihat aktivitas jual beli Tradisional, melainkan melihat kondisi pasar yang becek, dan kumuh,” tuturnya.
L. Badarudin mengungkapkan, kondisi pasar Tradisional Kuta yang kumuh dan tidak terawat ini sudah berlangsung cukup lama. Namun meskipun demikian tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari Pemkab. Loteng.” Pasar ini luasnya sekitar 1 hektar lebih, dan kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama, namun tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Kalau dibiarkan saja kondisinya seperti ini, nanti kalau Pak Presiden datang berkunjung ke Desa Kuta, kami akan mengarahkan Pak Presiden meninjau lokasi pasar ini, supaya Pak Presiden tahu apa saja yang selama ini dikerjakan oleh orang – orang yang ada di pemerintah daerah,”ungkapnya.
L. Badarudin mengaku, di tahun 2015 lalu ada dana dari APBD Loteng sebesar Rp. 1,2 miliar yang diperuntukkan untuk penataan kawasan pasar Tradisional Kuta, namun hingga berakhirnya Tahun anggaran 2015, dana sebesar Rp. 1,2 miliar tersebut, tak kunjung terealisasi.”Pasar ini sudah rusak parah. Pernah ada Anggaran sebesar Rp. 1,2 miliar untuk penataan Pasar Kuta,tetapi entah kenapa dana itu hilang dan tak kunjung terealisasi sampai dengan saat ini,” ujarnya. |rul
Via
Berita NTB
Posting Komentar