Berita NTB
LOMBOK TENGAH, sasambonews. com, - Sekretaris Desa (Sekdes) Saba Kecamatan Janapria Lombok Tengah (Loteng) Hendri Rosmayadi dinyatakan Positif terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Saat ini Sekdes Saba masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Loteng.
Selain Sekdes Saba, sejumlah warga Desa Saba juga dipastikan terjangkit penyait DBD dan saat ini warga Desa Saba yang terjangkit DBD tersebut tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Praya dan RSU Mataram.” Pak Sekdes dinyatakan Positif terjangkit penyakit DBD, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Praya,” terang Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Saba H. Baharudin via handphone, Senin, (28/03/2016).
H. Baharudin mengungkapkan, selain Sekdes Saba, salah seorang anak dari Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SD) yang ada di wilayah Desa Saba juga dinyatakan Positif terjangkit penyakit DBD, dan saat ini juga tengah menjalani perawatan di RSUD Praya.” Yang saya tahu positif DBD ada dua, yakni Pak Sekdes dan salah seorang anak Kepsek SD di Desa Saba. Ada juga warga lainnya yang informasinya juga terkena DBD dan saat ini masih menjalani perawatan di RSU Mataram,,” ungkapnya.
Atas peristiwa itu, masyarakat Desa Saba Kecamatan Janapria menjadi resah dan takut terserang penyakit DBD. Dan tidak mau wabah DBD itu meluas khususnya di wilayah Desa Saba dan sekitarnya, Pemerintah Desa (Pemdes) Saba bersama elemen Pemdes Saba melayangkan surat ke Puskesmas Janapria yang isinya meminta untuk dilakukan Pogging atau pengasapan di rumah – rumah warga.
Namun sampai dengan saat ini surat permintaan Pogging yang dilayangkan Pemdes Saba itu belum mendapat respon dari Puskesmas Janapria maupun dari Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng.”Dua hari yang lalu kami bersurat ke Puskesmas Janapria, untuk dilakukan pengasapan, tetapi sampai sekarang surat permohonan kami itu belum ditindak lanjuti. Dan kami juga sudah melayangkan surat ke Dikes yang isinya sama, tetapi sampai dengan sekarang belum juga ditangggapi,” ucap H. Baharudin.
Menurut H. Baharudin, pihak Puskesmas Janapria dan Dikes Loteng tidak memiliki etikad baik, terbukti laporan terkait dengan kasus DBD yang ada di Desa Saba dan permintaan masyarakat untuk dilakukan pengasapan tidak direspon positif, justru seolah – olah kasus DBD yang menghantuhi masyarakat Desa Saba dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan serius baik dari pihak Puskesmas Janapria maupun dari Dikes Loteng.”Mugkin kalau sudah ada korban jiwa baru melakukan pengasapan. Atau jangan jangan kasus DBD ini dijadikan Proyek, makanya dibiarkan dulu supaya ada warga yang meninggal dan baru ditangani setelah ada anggaran,” ujarnya.
Sementara itu Kadikes Loteng Dr. Nurandini Eka Dewi belum bisa dikonfirmasi terkait dengan kasus DBD di Desa Saba tersebut. |rul
Warga Saba Diserang DBD?
LOMBOK TENGAH, sasambonews. com, - Sekretaris Desa (Sekdes) Saba Kecamatan Janapria Lombok Tengah (Loteng) Hendri Rosmayadi dinyatakan Positif terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Saat ini Sekdes Saba masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Loteng.
Selain Sekdes Saba, sejumlah warga Desa Saba juga dipastikan terjangkit penyait DBD dan saat ini warga Desa Saba yang terjangkit DBD tersebut tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Praya dan RSU Mataram.” Pak Sekdes dinyatakan Positif terjangkit penyakit DBD, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Praya,” terang Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Saba H. Baharudin via handphone, Senin, (28/03/2016).
H. Baharudin mengungkapkan, selain Sekdes Saba, salah seorang anak dari Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SD) yang ada di wilayah Desa Saba juga dinyatakan Positif terjangkit penyakit DBD, dan saat ini juga tengah menjalani perawatan di RSUD Praya.” Yang saya tahu positif DBD ada dua, yakni Pak Sekdes dan salah seorang anak Kepsek SD di Desa Saba. Ada juga warga lainnya yang informasinya juga terkena DBD dan saat ini masih menjalani perawatan di RSU Mataram,,” ungkapnya.
Atas peristiwa itu, masyarakat Desa Saba Kecamatan Janapria menjadi resah dan takut terserang penyakit DBD. Dan tidak mau wabah DBD itu meluas khususnya di wilayah Desa Saba dan sekitarnya, Pemerintah Desa (Pemdes) Saba bersama elemen Pemdes Saba melayangkan surat ke Puskesmas Janapria yang isinya meminta untuk dilakukan Pogging atau pengasapan di rumah – rumah warga.
Namun sampai dengan saat ini surat permintaan Pogging yang dilayangkan Pemdes Saba itu belum mendapat respon dari Puskesmas Janapria maupun dari Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng.”Dua hari yang lalu kami bersurat ke Puskesmas Janapria, untuk dilakukan pengasapan, tetapi sampai sekarang surat permohonan kami itu belum ditindak lanjuti. Dan kami juga sudah melayangkan surat ke Dikes yang isinya sama, tetapi sampai dengan sekarang belum juga ditangggapi,” ucap H. Baharudin.
Menurut H. Baharudin, pihak Puskesmas Janapria dan Dikes Loteng tidak memiliki etikad baik, terbukti laporan terkait dengan kasus DBD yang ada di Desa Saba dan permintaan masyarakat untuk dilakukan pengasapan tidak direspon positif, justru seolah – olah kasus DBD yang menghantuhi masyarakat Desa Saba dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan serius baik dari pihak Puskesmas Janapria maupun dari Dikes Loteng.”Mugkin kalau sudah ada korban jiwa baru melakukan pengasapan. Atau jangan jangan kasus DBD ini dijadikan Proyek, makanya dibiarkan dulu supaya ada warga yang meninggal dan baru ditangani setelah ada anggaran,” ujarnya.
Sementara itu Kadikes Loteng Dr. Nurandini Eka Dewi belum bisa dikonfirmasi terkait dengan kasus DBD di Desa Saba tersebut. |rul
Via
Berita NTB
Posting Komentar