Politik
Suhaili, Amin dan Umar Mesra Menjelang Pemecatan
Lombok Tengah, sasambonews.com. Informasi pemecatan dua kader terbaik Partai Golkar Provinsi NTB yakni M.Amin dan juga Umar Said menggegerkan dunia perpolitiakn di Nusa Tenggara Barat. Maklum keduanya adalah pejabat penting di Provinsi NTB.
M.Amin adalah Wakil Gubernur NTB sementara Umar Said adalah Ketua DPRD NTB.
Keduanya tidak hanya sebagai kader militan Partai Golkar akan tetapi juga memiliki pengaruh di parlemen dan pemerintahan.
Bayangkan saja Umar Said tak tergoyahkan di parlemen Udayana meskipun DPD Golkar NTB telah memecatnya menajdi Ketua DPRD sementara Amin didukung penuh oleh Mesir Suryadi yang juga mantan Ketua DPD Partai Golkar NTB dan juga mantan anggota DPR RI.
Umar Said melawan dengan menggalang kekuatan di parlemen sehingga hampir seluruh fraksi di DPRD NTB menolak pergantian Umar sebagai ketua DPRD.
Sebenarnya biang biang perpecahan mulai terlihat saat DPP Golkar berkomplik dengan membagi blok yakni blok Agung Laksono dan Blok ARB. Kedua pecah setelah pelaksanaan Munas di Bali beberapa waktu lalu.
Perpecahan di DPP berimbas ke daerah daerah. Masing masing Kubu memiliki pengurus masing masing. ARB menunjuk PLT H.M.Suhaili dan Misbah Mulyadi sebagai Ketua dan Sekretaris DPD Golkar menggantikan Zaini Arony yang terjerat hukum dan M.Amin selaku sekretaris DPD Golkar. Sementara Kubu Agung Laksnono menunjuk Mesir Mulyadi dan M.Karyawan Amin sebagai Ketua dan Sekretaris sementara DPD Golkar NTB.
Keduanya mulai melakukan manuver manuver politik. Baik Kubu ARB dan Agung membentuk kepengurusan di tingkat DPD II hingga PAC sembari melakukan pendekatan politik dengan masyarakat dan juga ke DPP masing masing.
Keputusan Mahkamah Agung yang mengatakan kepengurusan DPP dikembalikan ke Munas Riau menjadi awal dari bersatunya dua blok itu ditambah lagi manuver JK sebagai juru penengah dan juru damai dibalik komplik itu.
Namun sebenarnya keputusan mengembalikan kepengurusan DPP Golkar ke Munas Riau menjadi senjata pamungkas Suhaili untuk memecat kedua kader yang dianggap balelo itu.
Untuk memperkuat legitimasi dan ambisinya itu, Suhaili menggelar Musdalub di Dpraya Hotel Lombok Tengah beberapa waktu lalu. Ketua DPP Golkar Nurdin Khalid hadir pada kegiatan tersebut termasuk juga M. Amin dan Umar Said. Sayang Umar Said terpental dari keanggotaan dan dianggurin sementara M.Amin masuk menjadi pengurus di dewan petimbangan.
Merasa tidak diakomodir, Umar membuat manuver dengan mencoba melawan keputusan Musda itu. dia didukung oleh M.Amin dengan melakukan manuver politik mengumpulkan sejumlah politisi Golkar untuk menolak hasil musda dan juga menolak PAW Umar sebagai ketua dewan.
Suhaili awalnya sabar namun karena manuver terus dilakukan oleh keduanya maka, Suhaili mulai hilang kesabarannya. Pihaknya segera menyusun rencana untuk menghancurkan karir politik keduanya. Keduanya diusulkan untuk diberhentikan ke DPP dengan alasan membangkang keputusan DPP dan juga AD ART. Dan akhirnya tepat pada hari Senin 11 April 2016 kedua diberhentikan dengan tidak hormat dari keanggotaan Partai Golkar. dengan demikian segala hak haknya terhadap partai Golkar dicabut secara permanen.
Surat pemecatan tersebut di tandatangani oleh KetuaUmum DPP Golkar Aburizal Bakri dan Sekjen Idrus Marham nomor keputusan 98/DPP/Golkar/III/2016 tentang pmberhentian dari anggota Partai Golkar atas nama H.Umar Said S.Ag dan H.M.Amin SH, M.Si tertanggal 31 maret 2016.
Sebenarnya aura perpecahan sempat buyar dan dianggap tidak ada lagi komplik ditubuh DPD Golkar NTB jika dilihat dari sepak terjang ketiganya. Suhaili dan M.Amin terlihat akrab dan mesra saat kegiatan Pestival Bau Nyale 2016 di Pantai Senek Kuta beberapa waktu lalu. keduanya duduk dalam satu meja bundar berdampingan satu sama lain. Sedangkan Suhaili Umar said dikabarkan bertemu dalam satu pertemuan dan keduanya terlihats angat akrab sembarai bercanda tawa. Am
M.Amin adalah Wakil Gubernur NTB sementara Umar Said adalah Ketua DPRD NTB.
Keduanya tidak hanya sebagai kader militan Partai Golkar akan tetapi juga memiliki pengaruh di parlemen dan pemerintahan.
Bayangkan saja Umar Said tak tergoyahkan di parlemen Udayana meskipun DPD Golkar NTB telah memecatnya menajdi Ketua DPRD sementara Amin didukung penuh oleh Mesir Suryadi yang juga mantan Ketua DPD Partai Golkar NTB dan juga mantan anggota DPR RI.
Umar Said melawan dengan menggalang kekuatan di parlemen sehingga hampir seluruh fraksi di DPRD NTB menolak pergantian Umar sebagai ketua DPRD.
Sebenarnya biang biang perpecahan mulai terlihat saat DPP Golkar berkomplik dengan membagi blok yakni blok Agung Laksono dan Blok ARB. Kedua pecah setelah pelaksanaan Munas di Bali beberapa waktu lalu.
Perpecahan di DPP berimbas ke daerah daerah. Masing masing Kubu memiliki pengurus masing masing. ARB menunjuk PLT H.M.Suhaili dan Misbah Mulyadi sebagai Ketua dan Sekretaris DPD Golkar menggantikan Zaini Arony yang terjerat hukum dan M.Amin selaku sekretaris DPD Golkar. Sementara Kubu Agung Laksnono menunjuk Mesir Mulyadi dan M.Karyawan Amin sebagai Ketua dan Sekretaris sementara DPD Golkar NTB.
Keduanya mulai melakukan manuver manuver politik. Baik Kubu ARB dan Agung membentuk kepengurusan di tingkat DPD II hingga PAC sembari melakukan pendekatan politik dengan masyarakat dan juga ke DPP masing masing.
Keputusan Mahkamah Agung yang mengatakan kepengurusan DPP dikembalikan ke Munas Riau menjadi awal dari bersatunya dua blok itu ditambah lagi manuver JK sebagai juru penengah dan juru damai dibalik komplik itu.
Namun sebenarnya keputusan mengembalikan kepengurusan DPP Golkar ke Munas Riau menjadi senjata pamungkas Suhaili untuk memecat kedua kader yang dianggap balelo itu.
Untuk memperkuat legitimasi dan ambisinya itu, Suhaili menggelar Musdalub di Dpraya Hotel Lombok Tengah beberapa waktu lalu. Ketua DPP Golkar Nurdin Khalid hadir pada kegiatan tersebut termasuk juga M. Amin dan Umar Said. Sayang Umar Said terpental dari keanggotaan dan dianggurin sementara M.Amin masuk menjadi pengurus di dewan petimbangan.
Merasa tidak diakomodir, Umar membuat manuver dengan mencoba melawan keputusan Musda itu. dia didukung oleh M.Amin dengan melakukan manuver politik mengumpulkan sejumlah politisi Golkar untuk menolak hasil musda dan juga menolak PAW Umar sebagai ketua dewan.
Suhaili awalnya sabar namun karena manuver terus dilakukan oleh keduanya maka, Suhaili mulai hilang kesabarannya. Pihaknya segera menyusun rencana untuk menghancurkan karir politik keduanya. Keduanya diusulkan untuk diberhentikan ke DPP dengan alasan membangkang keputusan DPP dan juga AD ART. Dan akhirnya tepat pada hari Senin 11 April 2016 kedua diberhentikan dengan tidak hormat dari keanggotaan Partai Golkar. dengan demikian segala hak haknya terhadap partai Golkar dicabut secara permanen.
Surat pemecatan tersebut di tandatangani oleh KetuaUmum DPP Golkar Aburizal Bakri dan Sekjen Idrus Marham nomor keputusan 98/DPP/Golkar/III/2016 tentang pmberhentian dari anggota Partai Golkar atas nama H.Umar Said S.Ag dan H.M.Amin SH, M.Si tertanggal 31 maret 2016.
Sebenarnya aura perpecahan sempat buyar dan dianggap tidak ada lagi komplik ditubuh DPD Golkar NTB jika dilihat dari sepak terjang ketiganya. Suhaili dan M.Amin terlihat akrab dan mesra saat kegiatan Pestival Bau Nyale 2016 di Pantai Senek Kuta beberapa waktu lalu. keduanya duduk dalam satu meja bundar berdampingan satu sama lain. Sedangkan Suhaili Umar said dikabarkan bertemu dalam satu pertemuan dan keduanya terlihats angat akrab sembarai bercanda tawa. Am
Via
Politik
Posting Komentar