Berita NTB
Nasional
ULP Lombok Tengah Terpilih Sebagai ULP Percontohan Nasional
![]() |
Bupati Lombok Tengah (mengenakan peci) menandatangani MoU ULP Percontohan |
Unit Layanan Pengadaan (ULP) Lombok Tengah terpilih menjadi
ULP Percontohan setelah melalui seleksi beberapa tahap. Tahap pertama seleksi
administrasi pada bulan Desember 2015. ULP Lombok Tengah saat itu diminta
mengirimkan data-data meliputi Perangkat peraturan, Perda, Perbup dan lain-lain
yang berkaitan dengan ULP. Data Sumber daya ULP meliputi personil ULP, personil
yang sudah fungsional, anggaran, sarana dan prasarana. Data prestasi kerja yang
telah dilaksanakan selama beberapa tahun (sejak dibentuk ULP sampai sekarang). Rencana
pengembangan ULP yang tertuang dalam Road
Map Kematangan ULP dan komitmen Pemda tentang pengembangan, perlindungan
dan kemandirian ULP.
Dari ULP seluruh Indonesia (ULP Kementerian, ULP Propinsi
dan ULP Kabupaten/Kota) terpilih 25 ULP yang terdiri dari 4 ULP Kementerian, 4
ULP Propinsi dan 17 ULP Kabupaten/Kota.
Tahap kedua adalah presentasi. Dari 25 ULP tersebut kemudian
diundang ke Jakarta untuk presentasi pada bulan Januari 2016 untuk dipilih
menjadi 15 ULP. ULP Lombok Tengah saat itu mengirimkan 3 orang untuk
presentasi, yaitu Asisten III H. Nursiah, S.Sos, M.Si., kepala ULP sekaligus
sebagai Kabag AP-ULP Tajudin, S.Sos. dan koordinator fungsional PPBJ Maryono
Ambar P, SE.
“Alhamdulillah, Dari 25 calon ULP Percontohan, ULP Lombok
Tengah terpilih menjadi 15 ULP yang melakukan MoU menjadi ULP Percontohan”
syukur H. Nursiah.
Selanjutnya Bupati Lombok Tengah, H. Moh. Suhaili FT
diundang oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (LKPP) untuk
menandatangani MoU ULP Percontohan pada tanggal 14 April 2016 di Hotel Bidakara
Jakarta. Ini adalah salah satu langkah LKPP untuk terus mendorong dan
mengembangkan ULP serta memperkuat kapasitasnya melalui Program Modernisasi
Pengadaan Nasional.
Acara penandatanganan ini dihadiri oleh Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PU dan Pera), Menteri Bappenas, Kepala LKPP dan
beberapa pejabat tinggi negara lainnya.
Sebagai ULP percontohan nantinya akan mendapatkan
pendampingan dari MCA-I (Millenium Challenge Account-Indonesia), sebuah lembaga
Amerika yang akan melakukan pendampingan dalam program modernisasi pengadaan
barang/jasa.
Program MCA-I akan meningkatkan kapasitas personalia ULP
melalui berbagai pelatihan dan Bimtek khususnya bagi personil ULP yang sudah
berstatus fungsional. Program ini akan berlangsung selama 3 tahun sampai dengan
Juli 2018. Diharapkan setelah melalui program ini, ULP Percontohan dapat
menjadi Pembina bagi ULP-ULP di wilayah regionalnya.
“Tantangan terberat yang dihadapi Pokja ULP Lombok Tengah
dalam menjalankan tugasnya adalah kemandirian dan independensi. Namun dengan
dedikasi yang tinggi, Alhamdulillah Pokja ULP mampu menjaga independensinya
dari berbagai bentuk teror, sms gelap ataupun pencatutan nama Pokja untuk
meminta uang dan lain sebagainya”, terang H. Nursiah.
Kebijakan ULP Lombok Tengah dalam upaya menjaga kemandirian
dan independensi ini antara lain dilakukan dengan cara pembatasan hubungan dan
komunikasi antara Pokja ULP dengan pihak luar baik penyedia ataupun pejabat.
Pada saat melaksanakan pelelangan maka anggota Pokja
dilarang berhubungan atau berkomunikasi dengan pihak luar. Apabila diperlukan
konfirmasi terhadap bahan-bahan lelang maka hal itu dilakukan oleh personil
Sekretariat ULP, bukan Pokja.
Bahkan saat ini ULP lebih tegas lagi, Pokja ULP dilarang
membuatkan kontrak bagi pemenang lelang. Apabila pasca lelang pihak SKPD dan
pemenang lelang menghendaki dibuatkan draft kontrak akan dilayani oleh pihak sekretariat
bukan Pokja ULP langsung. Hal ini semata-mata untuk memutus hubungan antara
Pokja dengan penyedia. (Kerjasama Bagian Humas dan Protokol Lombok Tengah dan Sasambonews.com).
Via
Berita NTB
Posting Komentar