Pendidikan
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Aksi Premanisme antar Siswa di Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 2 Praya Lombok Tengah (Loteng) kembali terjadi.
OP salah seorang Siswa Kelas 11, di keroyok 10 orang siswa kelas 11 dan 12 di depan halaman tempatnya menimba ilmu, Kamis, (28/04/2016) sekitar Pukul 10.00 Wita.
Akibat aksi pengeroyokan itu korban mengalami sejumlah luka memar di bagian wajah.
Aksi Premanisme atau pengeroyokan antar Pelajar itu sempat membuat arus lalu lintas di jalan Raya Tampar – ampar terganggu. Dan aksi pengeroyokan itu berakhir setelah aparat Kepolisian dari Polres Loteng dibantu anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Loteng melerai dan membubarkan aksi Pengeroyokan tersebut.
Sejumlah pengendara roda dua dan empat yang melintas di jalan raya Tampar – ampar itu menghentikan laju kendaraan mereka, dan terheran - heran melihat prilaku Premanisme yang di pertunjukkan para Siswa SMA Negeri 2 Praya tersebut.” Masih sekolah saja sudah seperti ini, bagaimana nanti kalau sudah tamat sekolah. Ini sekolah pencetak Preman atau pencetak negerasi penerus bangsa dan negara,” kesal Zaenal warga Lingkungan Eat Surak Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya Tengah Loteng.
Semestinya, kata Zaenal, pihak sekolah harus lebih tanggap dan melakukan deteksi dini terhadap prilaku siswa/siswi SMA Negeri 2 Praya, sehingga jika ada siswa yang berselisih paham bisa di ambil langkah – langkah antisifasi.”Ini seperti olahraga Tinju, Siswa jadi petarung Tinju di atas Ring, dan Guru jadi penonton dan Juri Tinju. Semestinya sekolah harus melakukan deteksi dini sehingga persoalan antar siswa bisa di selesaikan dengan baik didalam sekolah, bukan diselesaikan dengan cara saling keroyok dan dengan cara Preman,” ujar Zaenal.
Informasi yang berhasil di Himpun Media Pembaruan, kejadian pengeroyokan itu berawal dari cekcok mulut antara korban dengan kakak kelasnya pada saat bermain sepak bola di lapangan bola SMA Negeri 2 Praya.
Diduga pelaku yang merupakan kakak kelas korban tidak terima atas sikap korban dan sempat saling pukul di dalam Lingkungan Sekolah.
Tidak cukup sampai disana, pelaku bersama sekitar 9 orang temannya, kembali mengeroyok korban di luar lingkungan sekolah tepatnya di depan MTs Model Tampar – ampar Praya Tengah.
Ironisnya kejadian premanisme atau aksi pengeroyokan itu terjadi pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung, dan tidak terlihat satupun upaya dari pihak sekolah untuk melerai aksi pengeroyokan tersebut.” Pada saat kejadian Pak Kepala Sekolah sedang tidak ditempat, karena ada Rapat di Dinas, dan Pak Kepala Sekolah baru mengetahui kejadian itu setelah diinformasikan oleh teman – teman guru,” ucap salah seorang Pegawai SMA Negeri 2 Praya yang tidak diketahui Identitasnya Sabtu, (30/04/2016).
Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 2 Praya Loteng HM. Arsil, membenarkan aksi Pengeroyokan atar siswa SMA Negeri Praya tersebut. Dan aksi pengeroyokan itu telah di selesaikan secara kekeluargaan di Ruang Bimbingan Konseling (BK). “ Sudah diselesaikan langsung di Ruang BK. Mereka sudah menandatangani surat pernyataan, dan orang tua siswa yang terlibat aksi Perkelahian itu sudah saling memaafkan, karena mereka (orang tua siswa) saling kenal,” katanya.
HM. Arsil mengaku, pada saat kejadian aksi pengeroyokan itu, dirinya tengah berada di luar Lingkungan Sekolah. Dan aksi saling keroyok antar siswa itu berawal dari permainan sepak Bola di dalam Lingkungan Sekolah.” Gara - garanya dari permainan sepak Bola. Pada saat kejadian saya sedang mengukuti rapat di Dinas, dan setelah saya balik ke sekolah, semuanya sudah di selesaikan di BK,” ucapnya.
Menurut HM. Arsil, aksi pengeroyokan atau perkelahian antar pelajar tidak hannya terjadi di SMA Negeri 2 Praya Loteng, melainkan juga terjadi di SMA lain baik yang berada di dalam maupun diluar kota Praya, hannya saja kejadian perkelahian di luar kota Praya itu tidak tercium dan tidak di publikasikan di Media Masa.” Itu semua bisa terjadi di mana saja, dan kalau ada yang terjadi itu namanya Musibah. Contohnya di Praya Timur sering terjadi perkelahian antar pelajar, bahkan terjadi setiap hari, tetapi sering luput dari sorotan Media (wartawan – red),” pungkasnya. |rul.
Siswa SMAN 2 Praya Aniaya Temannya
H. Arsil |
OP salah seorang Siswa Kelas 11, di keroyok 10 orang siswa kelas 11 dan 12 di depan halaman tempatnya menimba ilmu, Kamis, (28/04/2016) sekitar Pukul 10.00 Wita.
Akibat aksi pengeroyokan itu korban mengalami sejumlah luka memar di bagian wajah.
Aksi Premanisme atau pengeroyokan antar Pelajar itu sempat membuat arus lalu lintas di jalan Raya Tampar – ampar terganggu. Dan aksi pengeroyokan itu berakhir setelah aparat Kepolisian dari Polres Loteng dibantu anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Loteng melerai dan membubarkan aksi Pengeroyokan tersebut.
Sejumlah pengendara roda dua dan empat yang melintas di jalan raya Tampar – ampar itu menghentikan laju kendaraan mereka, dan terheran - heran melihat prilaku Premanisme yang di pertunjukkan para Siswa SMA Negeri 2 Praya tersebut.” Masih sekolah saja sudah seperti ini, bagaimana nanti kalau sudah tamat sekolah. Ini sekolah pencetak Preman atau pencetak negerasi penerus bangsa dan negara,” kesal Zaenal warga Lingkungan Eat Surak Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya Tengah Loteng.
Semestinya, kata Zaenal, pihak sekolah harus lebih tanggap dan melakukan deteksi dini terhadap prilaku siswa/siswi SMA Negeri 2 Praya, sehingga jika ada siswa yang berselisih paham bisa di ambil langkah – langkah antisifasi.”Ini seperti olahraga Tinju, Siswa jadi petarung Tinju di atas Ring, dan Guru jadi penonton dan Juri Tinju. Semestinya sekolah harus melakukan deteksi dini sehingga persoalan antar siswa bisa di selesaikan dengan baik didalam sekolah, bukan diselesaikan dengan cara saling keroyok dan dengan cara Preman,” ujar Zaenal.
Informasi yang berhasil di Himpun Media Pembaruan, kejadian pengeroyokan itu berawal dari cekcok mulut antara korban dengan kakak kelasnya pada saat bermain sepak bola di lapangan bola SMA Negeri 2 Praya.
Diduga pelaku yang merupakan kakak kelas korban tidak terima atas sikap korban dan sempat saling pukul di dalam Lingkungan Sekolah.
Tidak cukup sampai disana, pelaku bersama sekitar 9 orang temannya, kembali mengeroyok korban di luar lingkungan sekolah tepatnya di depan MTs Model Tampar – ampar Praya Tengah.
Ironisnya kejadian premanisme atau aksi pengeroyokan itu terjadi pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung, dan tidak terlihat satupun upaya dari pihak sekolah untuk melerai aksi pengeroyokan tersebut.” Pada saat kejadian Pak Kepala Sekolah sedang tidak ditempat, karena ada Rapat di Dinas, dan Pak Kepala Sekolah baru mengetahui kejadian itu setelah diinformasikan oleh teman – teman guru,” ucap salah seorang Pegawai SMA Negeri 2 Praya yang tidak diketahui Identitasnya Sabtu, (30/04/2016).
Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 2 Praya Loteng HM. Arsil, membenarkan aksi Pengeroyokan atar siswa SMA Negeri Praya tersebut. Dan aksi pengeroyokan itu telah di selesaikan secara kekeluargaan di Ruang Bimbingan Konseling (BK). “ Sudah diselesaikan langsung di Ruang BK. Mereka sudah menandatangani surat pernyataan, dan orang tua siswa yang terlibat aksi Perkelahian itu sudah saling memaafkan, karena mereka (orang tua siswa) saling kenal,” katanya.
HM. Arsil mengaku, pada saat kejadian aksi pengeroyokan itu, dirinya tengah berada di luar Lingkungan Sekolah. Dan aksi saling keroyok antar siswa itu berawal dari permainan sepak Bola di dalam Lingkungan Sekolah.” Gara - garanya dari permainan sepak Bola. Pada saat kejadian saya sedang mengukuti rapat di Dinas, dan setelah saya balik ke sekolah, semuanya sudah di selesaikan di BK,” ucapnya.
Menurut HM. Arsil, aksi pengeroyokan atau perkelahian antar pelajar tidak hannya terjadi di SMA Negeri 2 Praya Loteng, melainkan juga terjadi di SMA lain baik yang berada di dalam maupun diluar kota Praya, hannya saja kejadian perkelahian di luar kota Praya itu tidak tercium dan tidak di publikasikan di Media Masa.” Itu semua bisa terjadi di mana saja, dan kalau ada yang terjadi itu namanya Musibah. Contohnya di Praya Timur sering terjadi perkelahian antar pelajar, bahkan terjadi setiap hari, tetapi sering luput dari sorotan Media (wartawan – red),” pungkasnya. |rul.
Via
Pendidikan
Posting Komentar