yg googlefc.controlledMessagingFunction Perang Timbung, Wujud Syukur Kepada Allah -->
Telusuri

Sasambo News

Buy template blogger
  • Beranda
  • Berita NTB
    • Sosial Ekonomi
    • Nasional
    • Internasional
  • Wisata
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hukum
  • bisnis
  • Politik
  • Kesehatan
  • Hiburan
    • Kuliner
    • RTL LanguageNew
    • ChangelogNew
Sasambo News
Telusuri
Beranda Budaya Lokal Perang Timbung, Wujud Syukur Kepada Allah
Budaya Lokal

Perang Timbung, Wujud Syukur Kepada Allah

Sasambo News
Sasambo News
26 Agu, 2017 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Lombok Tengah, sasambonews.com- Perang dimaknai sebuah pertempuran antar kelompomk satu dengan kelompok lain atau Negara satu dengan Negara lain. Namun dalam Perang Timbung, Makna perang bukan arti sesungguhnya. Perang yang dimaksudkan disini adalah sebuah ritual yang ditradisikan oleh masyarakat sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT atas melimpahnya hasil pertanian pada waktu itu. Bukan berarti peran yang sesungguhnya menggunakan senjata baik tradisional maupun senjata modern. Karena itu media yang dilakukan untuk memaknai perang itu adalah padi ketan yang diolah menjadi makanan yang enak. Terkadang ketan tersebut dibakar menggunakan Bambu yang disebut Timbung walaupun ada juga yang meresbusnya di Dandang.

Di dalam masyarakat Pejanggik, Perang Timbung dimaknai sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT atas kesuburan tanah dan hasil panen pertanian yang melimpah. Cara mensyukurinya adalah dengan membuat sesajian berupa makanan dan timbung yang dihasilkan dari lahan pertanian dan menaburkannya ke tanah. Hanya saja belakangan masyarakat merubah makna perang itu dengan saling lempar menggunakan timbung tersebut. Awalnya ritual ini berjalan alami dan masih sakral dimana perang hanya menggunakan Ketan, akan tetapi makna perang Timbung yang sesungguhnya ternodai oleh ulah oknum masyarakat yang menggunakan benda keras seperti kayu, buah randu bahkan juga tidak sedikit yang menggunakan batu. Hal ini diakui oleh Kepala Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah. “Ya memang kita akui ada oknum masyarakat yang menggunakan batu, namun yakinlah ada pengamanan sekarang baik dari BKD maupun kepolisian dan Babinsa” ungkapnya di kantor Bupati sebelum pelaksanaan Perang Timbung dilakukan.

Perang Timbung dilakukan setiap bulan agustus atau bulan 4 penanggalan sasak disertai dengan berbunganya pohon Dangah yang ada di Makam Serewa. Tradisi Perang Timbung diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Pejanggik dari seluruh kekadusan yang ada. Sebelum perang timbung terlebih dahulu dilakukan ritual oleh sesepuh atau oleh pemangku adat dengan mengambil air suci disebuah sumur tua dan memandikan benda benda pusaka peninggalan di sebuah sumur yang hingga saat ini belum pernah kering dimusim apapun.

Keesokan harinya perang dilakukan di Makam Pejanggik. Timbul pertanyaan kenapa harus dimakam Pejanggik?, banyak versi berpendapat ada yang mengatakan ditempat itulah Raja Pejanggik melakukan ritual tersebut, ada juga yang mengatakan bahwa di tempat itulah makamnya dan menghilangnya Raja Pejanggik Pemban Mas Meraja Kusuma meskipun hingga saat ini belum ada yang membuktikan kalau Makam Raja besar di Lombok itu ada di Serewa.
“Tidak ada yang tahu dimana makam Raja Pejanggik sesungguhnya, namun ada masyarakat atau nenek moyang kita mengatakan di Serewa pernah dilihat dan menghilang ditempat itu pada saat terjadinya perang dahulu sehingga karena menghilang di tempat itu maka masyarakat menganggapnya meninggal ditempat itu” jelasnya.

Sayang kata Kades tradisi masyarakat ini tidak mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah berupa menjadikannya sebagai agenda tahunan sehingga ada penganggaran yang pasti sementara sekarang ini masih mengadalkan suwadaya dari masyarakat.
Kades mengatakan meskipun kegiatan ini tidak dimasukkan dalam agenda Rutin namun masyarakat tetap antusias melaksanakannya setiap tahun. “Ada tidak adanya dana dari pemerintah, perang Timbung ini tetap dilaksanakan oleh masyarakat meskipun swadaya, harusnya pemerintah menjadikan ritual ini sebagai agenda tahunan, sayang masih dianggap sebelah mata” jelasnya.
Pelaksanaan perang Timbung memang cukup merepotkan aparat kepolisian, maklum ribuan orang berjubel di Makam Serewa yang terletak di jalur lintas Kabupaten tersebut. Kemacetanpun terjadi, Polisi harus melakukan sistim buka tutup agar distribusi kendaraan berjalan meskipun merayap. Seremonial perang timbung memang berlangsung singkat sekitar dua jam meski demikian aparat kepolisian cukup kerepotan mengatur arus lalulintas di jalur yang terkenal cukup padat itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah H.L.Putria mengatakan Tradisi perang Timbung ini harus terus dipertahankan sebagai sebuah khasanah budaya. Perang Timbung ini memiliki nilai budaya dan religi tinggi oleh karena itu kearifan lokal seperti perang timbung ini harus tetap dibudayakan dan dilsetarikan. Ke depan pemerintah akan menjadikan Perang Timbung sebagai agenda rutin pemda Lombok Tengah dengan demikian tradisi ini akan lebih meriah. Tidak hanya itu pelataran makam juga akan ditata sedemikian rupa sehingga terlihat lebih baik. “Kita akan buatkan koral sikat di pelataran makam agar lebih indah kelihatannya” kata Kadis di Makam Serewa Jumat 25/8.
Pertanyaannya, apakah boleh lokasi perang timbung dilakukan di tempat yang lebih luas dan tidak mengganggu arus transportasi. Apakah kalau dipindah akan mempengaruhi nilai historis dari Perang Timbung atau tidak. Kalau tidak boleh dong dipindahkan ?. 

Menjawab pertanyaan itu salah satu keturunan Raja Pejanggik Maspanji L.Satriawangsa mengatakan pelaksanaan perang timbung bisa saja dilakukan di luar makam Serewa namun untuk zikir dan doa tetap dilakukan didalam Makam. “Kalau tetua tetua kita di Pejanggik sepakat, kenapa tidak, bisa kok dipindah khusus ritual perangnya yang penting tidak jauh dari Makam namun kalau zikir tetap di dalam Makam sebab selain untuk mendoakan arwah leluhur” jelasnya.

Disamping itupula ada kepercayaan masyarakat yang tetap dilestarikan dan dijaga yakni kepercayaan mendapatkan jodoh sehingga saat itu para pemuda pemuda kerajaan mencari jodoh ditempat itu dengan saling melemparkan ketan atau Timbung sehingga sekarang didalam makam tersebut terdapat sumur kecil berdiameter 100 cm dengan kedalaman kurang dari semester. “Pemuda zaman itu menyakini kalau tangannya menyentuh tanah maka apa yang dihajatkan akan terkabul, dan sampai sekarang masih diyakini itu, tetapi yang paling esensial dari kegiatan itu adalah slaturahmi dan hiburan bagi anak anak muda zaman itu” jelasnya.

Pemangku Datu L.Satriawangsa menambahkan kegiatan ini adalah untuk menjadikannya sebagai ajang silaturahmi dan mengenang para leluhur atau nenek moyang pada zaman Kerajaan Pejanggik lebih lebih dengan kegiatan ini akan mebangkitkan semangat untuk membangun dan melestarikan khasanah budaya dan kearifan lokal yang ada. 

Sebenarnya menurut L.Satriawangsa, yang dimakam Serewa itu bukanlah makam Datu Pejanggik namun yang dimakamkan ditempat itu adalah ayahanda dari Datu Pejanggik yang bergelar Pemban Meraja Bumi. Sementara Raja Pejanggik mengungsi ke Kedatuan Purwadadi sebelum ke Sumbawa. “Saat itu Bali melakukan eksepidisi ke Lombok sekitar tahun 1720 dengan memerangi raja raja di Lombok salah satunya adalah Kerajaan Pejanggik” jelasnya.  

Kedepan sebagai pemangku Datu dirinya berharap akan dapat menemukan datu yang definitif yang akan menjadi symbol kedatuan ditempat itu, tentunya mereka yang peduli dengan Pejanggik. “Entah siapa nanti yang menjadi datu definitive, setelah ditemukan tentu akan di nobatkan namun untuk mencarinya bukan perkara gampang” jelasnya. Am




Via Budaya
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru
Sasambo News
Sasambo News Sasambonews.com, Alamat Jurang Jaler Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Responsive Advertisement
- Advertisment -
Responsive Advertisement

IKLAN BPKAD 40

IKLAN BPKAD 40

IKLAN BPKAD 39

IKLAN BPKAD 39

IKLAN BPKAD 38

IKLAN BPKAD 38

IKLAN BPKAD 37

IKLAN BPKAD 37

IKLAN BPKAD 36

IKLAN BPKAD 36

IKLAN BPKAD 35

IKLAN BPKAD 35

IKLAN BPKAD 34

IKLAN BPKAD 34

IKLAN BPKAD 33

IKLAN BPKAD 33

IKLAN BPKAD 32

IKLAN BPKAD 32

IKLAN BPKAD 31

IKLAN BPKAD 31

IKLAN BPKAD 30

IKLAN BPKAD 30

IKLAN BPKAD 29

IKLAN BPKAD 29

IKLAN BPKAD 28

IKLAN BPKAD 28

IKLAN BPKAD 27

IKLAN BPKAD 27

IKLAN BPKAD 26

IKLAN BPKAD 26

IKLAN BPKAD 25

IKLAN BPKAD 25

IKLAN BPKAD 24

IKLAN BPKAD 24

IKLAN BPKAD 23

IKLAN BPKAD 23

IKLAN BPKAD 22

IKLAN BPKAD 22

IKLAN BPKAD 21

IKLAN BPKAD 21

IKLAN BPKAD 20

IKLAN BPKAD 20

IKLAN BPKAD 19

IKLAN BPKAD 19

IKLAN BPKAD 18

IKLAN BPKAD 18

IKLAN BPKAD 17

IKLAN BPKAD 17

IKLAN BPKAD 16

IKLAN BPKAD 16

IKLAN POLTEKPAR

IKLAN POLTEKPAR

IKLAN RSUD PRAYA

IKLAN RSUD PRAYA

IKLAN BPKAD NTB 10

IKLAN BPKAD NTB 10

IKLAN BPKAD NTB 9

IKLAN BPKAD NTB 9

IKLAN BPKAD NTB 8

IKLAN BPKAD NTB 8

IKLAN BPKAD NTB 7

IKLAN BPKAD NTB 7

IKLAN BPKAD NTB 6

IKLAN BPKAD NTB 6

IKLAN BPKAD NTB 5

IKLAN BPKAD NTB 5

IKLAN BPKAD NTB 4

IKLAN BPKAD NTB 4

IKLAN BPKAD NTB

IKLAN BPKAD NTB

IKLAN BPKAD NTB

IKLAN BPKAD NTB

IKLAN BPKAD PROVINSI NTB

IKLAN BPKAD PROVINSI NTB

IKLAN POLTEKPAR

IKLAN POLTEKPAR

IKLAN DPRD LOTENG

IKLAN DPRD LOTENG

IKLAN POLTEKPAR LOMBOK

IKLAN POLTEKPAR LOMBOK

IKLAN POLTEKPAR LOMBOK

IKLAN POLTEKPAR LOMBOK

SERTIFIKAT JMSI

SERTIFIKAT JMSI

About Me

  • Admin
  • Lalu amrillah
  • Foto saya Sasambo News

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Langganan
vimeo Langganan
instagram Follow
rss Langganan
pinterest Follow

Featured Post

Kapolda NTB Jamin Keamanan Setiap Event Internasional

Sasambo News- Mei 12, 2025 0
Kapolda NTB Jamin Keamanan Setiap Event Internasional
Lombok Tengah, SN - Kapolda NTB Irjen Pol Hadi Gunawan SIK menjamin keamanan setiap event olahraga internasional fi wilayah Kabupaten Lombok Tengah seperti M…

Most Popular

Seperti Tali Jemuran, Pemkab Loteng Siap "Gulung" Kabel Telepon

Seperti Tali Jemuran, Pemkab Loteng Siap "Gulung" Kabel Telepon

Mei 06, 2025
Kinerja Kamenag NTB Amburadul, Zamroni Minta Maaf

Kinerja Kamenag NTB Amburadul, Zamroni Minta Maaf

Mei 07, 2025
1000 Pelari Dunia Siap Jajal Rinjani 100 Extrem, Catat Tanggalnya

1000 Pelari Dunia Siap Jajal Rinjani 100 Extrem, Catat Tanggalnya

Mei 07, 2025

Recent Comments

Editor Post

Tetap Sholat Jumat, Kadus Dipecat dan Pengurus Masjid Dipolisikan

Tetap Sholat Jumat, Kadus Dipecat dan Pengurus Masjid Dipolisikan

April 29, 2020
 Anak Selamat Gara Gara Turun Beli Pentol, Ayah Tewas, Ibu Koma Saat Mobil Terjun 30 Meter di Pusuk

Anak Selamat Gara Gara Turun Beli Pentol, Ayah Tewas, Ibu Koma Saat Mobil Terjun 30 Meter di Pusuk

Oktober 03, 2021
Video Tata Cara Mendaftar Guru Penggerak Angkatan 2

Video Tata Cara Mendaftar Guru Penggerak Angkatan 2

Oktober 24, 2020

Popular Post

Seperti Tali Jemuran, Pemkab Loteng Siap "Gulung" Kabel Telepon

Seperti Tali Jemuran, Pemkab Loteng Siap "Gulung" Kabel Telepon

Mei 06, 2025
Kinerja Kamenag NTB Amburadul, Zamroni Minta Maaf

Kinerja Kamenag NTB Amburadul, Zamroni Minta Maaf

Mei 07, 2025
1000 Pelari Dunia Siap Jajal Rinjani 100 Extrem, Catat Tanggalnya

1000 Pelari Dunia Siap Jajal Rinjani 100 Extrem, Catat Tanggalnya

Mei 07, 2025
© sasambonews.com @ 2023
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us