Berita NTB
Pendidikan
SMPN 2 BKU, Terpencil, Namun Siap Saingi Sekolah Kota
Lombok Tengah, sasambonews.com - Berada di Kaki Gunung Rinjani tak membuat SMPN 2 BKU itu tak
berprestasi. Prestasi demi pretasi ditorehkan oleh sekolah yang dipimpin Abdul Mujib
itu. Sekitar 45 Kilo meter dari Kota Praya, SMPN 2 Batukliang Utara berdiri
megah di Desa Karang Sidemen Kecamatan BKU. SMPN 2 BKU ini sendiri memang
belumlah setenar sekolah sekolah di perkotaan. Namun coba diuji kemampuan
akademik siswanya dan gurunya. Mereka siap bertarung dengan sekolah manapun di
Kota Kota. Sederet prestasi diraihnya seperti Lomba sekolah sehat tingkat
provinsi mewakili Kabupaten Lombok Tengah. Lomba ekstrakurikuler seperti
Pramuka dan lomba seni tari, anak anak SMPN 2 BKU selalu mendapatkan juara I
ataupun juara Paforit.
Berada di daerah yang subur dan makmur, sekolah ini dapat
berkreasi semaksimal mungkin untuk mempercantik ataupun memperindah sekolahnya,
makanya wajar kalau kemudian sekolah ini ditunjuk pemerintah daerah Kabupaten
Lombok Tengah mewakili Provinsi untuk sekolah sehat.
Sayapun mencoba melihat dari dekat suasana lingkungan sekolah
tersebut. Udaranya bersih, taman dan rerumputan tertata rapi, halaman sekolah
yang asri, air melimpah membuat semua tanaman yang ditanam tumbuh subur. Siswa
siswi tanpak baru saja pulang sekolah dan sebagian lagi tanpil di lokasi Lomba
memasak yang diselenggarakan oleh PKK kabupaten Lombok Tengah.
Meski berada didaerah terluar dari Kabupaten Lombok Tengah
namun tidak membuat para guru dan siswa tak bersemangat. Justru keberadaannya
yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan membuat proses belajar mengajar menjadi
nyaman dan aman.
Abdul Mujib mengaku tidak ada tantangan ataupun kendala yang
dihadapi di sekolahnya sebab semua tergantung dari bagaimana memanage sekolah
itu sendiri. “Justru kami enjoy disekolah terpencil seperti SMPN 2 BKU ini,
masyarakatnya juga sangat well come, bahkan orang tua murid sangat membantu
kami dalam pembangunan sekolah itu sendiri” jelasnya.
Baiq Zohroni, SS salah seorang guru SMPN 2 BKU mengaku meski
mengajar di sekolah pedesaan namun dirinya mengaku lebih nyaman dan enak sebab
siswanya mudah diatur dan diarahkan. “Bedanya
dengan sekolah kota, anak anak desa mudah diarahkan, tak sampai teriak teriak,
meski memang kenakalan anak remaja tetap ada, namun tak sampai menimbulkan hal
hal yang tidak kita inginkan, ya namanya anak remaja, pokoknya enak dah”
ungkapnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kependikdikan Kabupaten Lombok
Tengah H.L.Muliawan mengatakan sekolah kota dengan sekolah desa, sekarang ini
tidak ada perbedaan baik itu kualitas maupun mutu. Sejak pemerintah menerapkan
sistim zonasi, maka tidak ada lagi istilah sekolah paforit, semua sekolah sudah
barang tentu memiliki siswa siswa yang berkualitas. Memang sebelumnya sekolah
kota didominasi oleh siswa siswa berprestasi sementara sekolah pedesaan hanya
menerima siswa “buangan” dari sekolah pedesaan itu. Namun sekarang siswa
berpretasi itu merata disemua sekolah, tinggal sekarang bagaimana sekolah
bersaing dalam hal mutu dan kualitas sekolahnya.
Dari segi sarana dan prasaranapun tidak ada perbedaan dengans
ekolah lain, baik itu menyangkut mutu pendidikan, sarana penunjang pendidikan
termasuk juga teknologi internet dan eskulnya. Dengan demikian tidak ada
diskriminasi terhadap pendidikan baik itu sekolah kota maupun sekolah desa. “Tidak
ada dikhotomi antara pedesaan dengan perkotaan, kita berharapo kualitas sama,
persaingan antar sekolah itu kita harapkan” jelasnya.
Dikatakannya untuk teknologi IT di sekolah pedesaan sudah
sama dengan sekolah di perkotaan. Semua fasilitas disiapkan seperti perangkat
IT jadi tidak ada terkendala bagi sekolah di pedesaan. Bahkan ke depan seluruh
sekolah menggunakan IT untuk ujian nasionalnya (UNBK).
“Harapannya kepada guru guru kita di desa untuk silahkan
kembangkan anak anak siswa sesuai dengan potensi karena tugas guru kita adalah
menemukan potensi anak anak didik dan mamopu mengembangkannya. Didesa tidak
menutup kemungkinan ada anak anak kita yang brilian. Amril
Via
Berita NTB
Posting Komentar