Berita NTB
Kesehatan
Puluhan Ribu Warga Lombok Tengah Alami Stunting
Lombok Tengah, sasambonews.com- Beberapa bulan terakhir ini sering mendengar dan membaca istilah Stunting.
tentu banyak orang yang bertanya karena ini merupakan sesuatu yang baru dan
asing ditelinga masyarakat. Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan
pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman
seusianya. Hal ini
terjadi akibat dari kekurangan gizi dalam waktu lama pada masa 1.000 (seribu)
hari pertama kehidupan (HPK). persoalan ini tentunya berpengaruh pada kualitas
hidup manusia Indonesia dalam upaya menghadirkan generasi emas masa depan.
Kabupaten
Lombok Tengah tidak luput dari persoalan Stunting (cebol-red) ini, seperti yang disampaikan
oleh Kepala Seksi Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Lombok
Tengah, Ikramudin Idris, S.Kep. Ners saat ditemui Tim Redaksi Tastura Bersatu
di ruangannya menjelaskan, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)
Lombok Tengah 2013 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 47,8% dan hasil Pantauan Status Gizi
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2017 menunjukkan angka Stunting 39,1 %. Kondisi
ini tentunya cukup menghawatirkan mengingat dampak yang diakibatkan oleh
Stunting ini cukup membahayakan bagi kualitas hidup generasi di kabupaten Lombok
Tengah, yang dapat mengahambat potensi transisi demografis dimana rasio penduduk tidak bekerja terhadap
penduduk usia bekerja menurun, artinya bahwa kesempatan kerja seseorang yang
memiliki tinggi badan di bawah rata-rata atau Stunting ini lebih kecil daripada
orang yang normal, ketika banyak Profesi yang membutuhkan tinggi badan ideal
seperti Polisi, Tentara dan lainnya, atau untuk menjadi seorang Atlitpun
dibutuhkan tinggi badan yang standar atau lebih. Disamping itu pula berdasarkan para ahli yang telah meneliti hal
ini, stunting dapat menyebabkan pengurangan tingkat Intelejensia seseorang dari
5 sampai dengan 11 point, sehingga
kualitas Sumber daya Manusia yang diharapkan untuk membangun bangsa ini kedepan
rendah.
Selain itu juga berdampak buruk pada kesehatan ketika dewasa, lebih
berisiko mengalami berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung,
kanker dan lainnya, tentunya akan menjadi beban pemerintah karena banyak
anggaran dibutuhkan akibat naiknya pengeluaran pemerintah untuk Jaminan
Kesehatan Nasional. seperti hasil riset yang dilakukan oleh Bank Dunia
menggambarkan kerugian akibat Stunting mencapai 3 - 11 % dari Pendapatan
Domestik Bruto (PDB), kerugian ekonomi Indonesia yang diakibatkan mencapai 300
triliun hingga 1.210 triliun pertahun.
Menghadapi persoalan tersebut Pemerintah
Lombok Tengah memberikan respon dan berkomitmen penuh untuk menekan angka
Stunting di Lombok Tengah, dengan penanganan yang mengacu pada regulasi yang
ada, seehingga pengalokasian anggaran untuk penanganan di desa selain dari APBD
juga dapat memanfaatkan Dana Desa. Dari data yang diperoleh menunjukkan ada 10
(sepuluh) desa yang menjadi lokus kegiatan penangan Stunting di Kabupaten
Lombok Tengah yaitu, Desa Teratak, Mantang, Dakung, Sukaraja, Marong, Sukadana,
Mertak, Banyu Urip, Mekar Sari dan Selong Blanak, karena terdapat penderita
stunting dengan angka yang cukup signifikan di daerah tersebut.
Ikrom, menambahakan langkah yang dilakukan
pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah adalah dengan memanfaatkan dan memberdayakan
Program yang ada, dengan melakukan Pendekatan baik langsung atau intervensi sensitif maupun tidak Langsung atau intervensi gizi
secara lebih spesifik.
Pendekatan tidak langsung atau intervensi
gizi sensitif yang dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan stunting ini diantaranya, Pemantauan Pertumbuhan dan
Perkembangan pada anak penderita stunting, Penyediaan air bersih yang
memberikan jaminan terhadap kesehatan keluarga, memberikan pendidikan gizi
masyarakat, memberikan imunisasi lengkap kepada semua balita, Pengendalian beberapa
penyakit di masyarakat
yang secara tidak langsung dapat berpengaruh pada kesehatan Ibu Hamil (Bumil) dan Bayi
seperti Malaria, TB, dan HIV/AIDS. Selain itu juga yang tidak kalah penting
adalah memberikan edukasi kepada para remaja tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi. Pemanfaatkan
program-program Pemerintah Pusat yang ada perlu untuk dimaksimalkan seperti
Jamkesmas dan Jampersal sebagai asuransi yang memudahkan masyarakat dalam
penanganan secara Kuratif, Program Indonesia
Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Program Nausantara sehat serta
Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit.
Sedangkan
berbagai Pendekatan Langsung atau
intervensi gizi spesifik yang dilakukan berupa pemberian tablet tambah darah
untuk remaja putri dan ibu hamil, promosi dan kampanye serta pendidikan bagi
ibu hamil untuk dapat memberikan pemahaman dan merubah perilaku masyarakat,
pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang posotif
malaria, memberikan atau suplementasi vitamin
A, melakukan promosi dan kampanye pentingnya ASI ekslusif dan makanan tambahan
atau pendamping ASI, memberikan atau suplementasi gizi Mikro (Taburia) dan Gizi
Makro (PMT), serta promosi dan kampanye tentang makanan berfortifikasi termasuk
garam beryodium termasuk pula kampanye gizi seimbang dan perubahan. Penanggulangan dalam mengatasi persoalan stunting ini
sangat dipengaruhi berbagai faktor dengan melibatkan semua sektor di
pemerintah, “Perlu dilakukan dengan keroyokan dengan
melibatkan semua instansi terkait, Sedangkan Dinas kesehatan hanya 30%
menentukan keberhasilan” imbuhnya.
Persoalan kesehatan masyarakat terlebih stunting yang sedang menjadi
perhatian khusus pemerintah kabupaten Lombok Tengah saat ini kata Ikrom sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya, faktor kemiskinan, infrastruktur,
ketahanan pangan dan budaya, sehingga dinas terkait sangat berperan penting
dalam hal ini. bagaimana masyarakat akan mendapatkan Asupan Gizi yang baik
ketika masih miskin, karena untuk memperoleh makanan yang bergizi baik tidak
mampu, sehingga instansi yang menangani tentang kemiskinan, seperti dinas
sosial, dinas tenaga kerja dan lainnya harus aktif terlibat. Begitu pula dengan
infrastruktur yang mendukung sangat dibutuhkan ketika dalam memberikan pelayanan,
masyarakat merasa nyaman dan lebih aktif. Seperti dicontohkan ketika di daerah
yang agak jauh dari tempat pelayanan puskesmas atau posyandu, hanya untuk
menimbangan rutin terhadap balita saja apabila infrastruktur jalan baik maka
masyarakat tersebut tidak malas atau enggan untuk datang. Untuk itu keterlibatan
Dinas PU sangat dibutuhkan. Begitu pula dengan Ketahanan Pangan yang kuat
sangat penting, sehingga memerlukan keterlibatan Dinas Pertanian, Peternakan ,
perikanan dan dinas terkait lainnya.
Persoalan budaya juga sebagai faktor yang
sangat menentukan dalam mengatasi masalah ini, sehingga membutuhkan
keterlibatan instansi-instansi pemerintah
seperti Kementrian Agama dalam melakukan pendidikan dan pemahaman keagamaan
kepada masyarakat terutama pada remaja Pranikah, Dinas Pendidikan, serta
lembaga-lembaga non pemerintah lainnya juga sangat dibutuhkan, mengingat
merubah budaya masyarakat merupakan persoalan terberat yang dihadapi untuk saat
ini.
Pak Ikrom juga menyampaikan harapan agar
ke depannya untuk dapat mengatasi persoalan stunting yang dihadapi saat ini,
agar di tingkatkan anggaran untuk peningkatan kapasitas sumber daya di Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, guna perbaikan gizi masyarakat. Begitu pula
dengan Peran serta dan koordinasi dengan instansi terkait agar bisa lebih ditingkatkan
lagi. Himbauan juga disampaikan kepada
masyarakat agar bersama-sama bekerja sama dalam mengatasi persoalan ini sebagai
tanggung jawab bersama sebagai upaya menghadirkan generasi yang unggul sebagai
Investasi Emas masa depan.
Sebelumnya Asisten I Sekda Loteng H.L.Amin mengatakan lebih dari 30 ribu warga masyarakat di Lombok Tengah mengalami stunting. Untuk itu pemerintah daerah saat ini tengah menggalakkan sosialisasi mengatasi masalah stunting tersebut. "masalah ekonomi menjadi penyebab utama dari penderita Stunting itu" ungkapnya di Pengadang belum lama ini. Am
Sebelumnya Asisten I Sekda Loteng H.L.Amin mengatakan lebih dari 30 ribu warga masyarakat di Lombok Tengah mengalami stunting. Untuk itu pemerintah daerah saat ini tengah menggalakkan sosialisasi mengatasi masalah stunting tersebut. "masalah ekonomi menjadi penyebab utama dari penderita Stunting itu" ungkapnya di Pengadang belum lama ini. Am
Via
Berita NTB
Posting Komentar