Nasional
MATARAM, sasambonews.com. Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) menyabet dua penghargaan sekaligus yakni, World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination. Mentri Pariwisata RI Arief Yahya pun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atas prestasi yang telah di raih oleh Pulau Lombok tersebut.
“Penghargaan itu sekaligus memperkuat bahwa promosi Kemenpar yang gencar melalui Branding, Advertising dan Sale (BAS) itu sudah berjalan sesuai rencana. Kemenangan itu harus direncanakan, bukan kebetulan dan datang tiba-tiba,” kata Menteri Pariwisata RI Arief Yahya .
Lombok Sabet Dua Penghargaan Tingkat Dunia
MATARAM, sasambonews.com. Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) menyabet dua penghargaan sekaligus yakni, World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination. Mentri Pariwisata RI Arief Yahya pun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atas prestasi yang telah di raih oleh Pulau Lombok tersebut.
“Penghargaan itu sekaligus memperkuat bahwa promosi Kemenpar yang gencar melalui Branding, Advertising dan Sale (BAS) itu sudah berjalan sesuai rencana. Kemenangan itu harus direncanakan, bukan kebetulan dan datang tiba-tiba,” kata Menteri Pariwisata RI Arief Yahya .
Menurutnya, ada prestasi tingkat dunia yang bisa dibanggakan yang akan menjadi pintu untuk pengembangan destinasi halal.
Menpar juga mengingatkan, penghargaan ini cukup prestisius dan semakin menajamkan positioning Lombok, sebagai destinasi halal tourism kelas dunia. “Pasar Timur Tengah, terutama UAE, itu spending-nya paling besar, sekitar USD 1.700 per kepala. Disusul Arab Saudi sekitar USD 1.500. Rata-rata hanya USD 1.200. Jadi kalau menggunakan analisa SSS atau triple S, yakni size (ukuran), spread (laba atau margin keuntungan), dan sustainable (keberlangsungan), maka pasar halal travel itu sangat menjanjikan,” sebut Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu.
Malam penganugerahaan atas event yang didukung Abu Dhabi Tourism and Culture Authority ini dilangsungkan di The Emirates Palace Ballroom, Abu Dhabi. Event yang sering disingkat WHTS 2015 itu adalah lanjutan dari acara Global Islamic Economy Summit (GIES) pada bulan November 2013 di Dubai, UEA. Dua tahun lalu, kegiatan ini disponsori oleh Dubai Chamber, dengan pelindung HH. Syaikh Muhammad bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan sekaligus Perdana Menteri UAE.
Sofyan Hotel Betawi, lolos sebagai pemenang, setelah mengalahkan Gloria Hotel Dubai dan Landmark Hotel Dubai. Lombok sebagai World's Best Halal Honeymoon Destination, menggeser rival-rivalnya, Abu Dhabi, UAE, Antalya-Turki, Krabi-Thailand dan Kuala Lumpur-Malaysia. Sedangkan Lombok sebagai World's Best Halal Tourism Destination, menenggelamkan ambisi tuan rumah Abu Dhabi, Amman-Jordan, Antalya-Turki, Kairo Mesir, Doha-Qatar, Istanbul-Turki, Kuala Lumpur-Malaysia, Marrakech-Moroko dan Tehran-Iran.
Total awards-nya sendiri ada 14 kategori. Indonesia berhasil menembus putaran final di 5 kategori. Yakni, World Best Family Friendly Hotel, World Best Cultural Destination, World's Best Culinery Destination, World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination. “Selamat kepada Sofyan Hotel dan Lombok yang sudah punya reputasi di pasar Halal. Ini bukan akhir dari perjuangan, tetapi justru awal untuk membangun dan mempertahankan reputasi,” ingatnya.
Adapun delegasi Indonesia yang hadir di malam awarding itu antara lain Nis Niscaya (Asdep Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, red), Taufan Rahmadi, Ketua BPPD Nusa Tenggara Barat, Fauzal, Kadispar NTB, Riyanto, Owner Sofyan Hotel, dan 4 tour operator dan pengelola Hotel Swarga Lombok. “Kami bangga, meskipun deg-degan sepanjang acara sampai pengumuman itu usai,” aku Nia Niscaya dari Abu Dhabi.
Selepas pengumuman, kata Nia, banyak buyers yang lansung datang ke meja Wonderful Indonesia di Abu Dhabi. Mereka bertanya, “Ada apa dengan Lombok? Lombok itu dulu terasa jauh. Sekarang semua orang bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Lombok. Dulu dari no where in the world, sekarang menjadi somewhere in the world.
Yang cukup mengagetkan adalah, Malaysia dan Thailand tidak mendapat satu pun penghargaan. Padahal, selama ini jauh lebih banyak turis asal Timur Tengah yang ke Malaysia dan Thailand. “Tahun 2015 ini saja, target originasi Timur Tengah hanya 250 ribu saja. Tahun 2016 kami proyeksikan 310 ribu, dan tahun 2019 direncanakan mampu menembus 560 ribu orang, atau kira-kira dobel dari capaian saat ini,” tuturnya.
Seperti diketahui, sampai dengan Agustus 2015, jumlah wisman yang masuk ke Indonesia meningkat 3%, mejadi 6,3 juta orang. Kenaikan itu tergolong oke, karena tetangga Malaysia turun hingga 8,6%, Singapore juga turun 2,5%. Bulan Agustus 2015, angka kunjungan wisman melalui pintu Soekarno Hatta, Mesir naik 40%. Yang melalui Ngurah Rai, Bali, maka Bahrain naik 52%, UAE naik 41%, Mesir juga naik 23%. Sedangkan pintu Batam, Mesir juga naik 55%.
Bagaimana dengan prospek halal tourism? Pertama, paling tinggi marginnya, high revenue, high opportunity! Halal tourism dunia rata-rata bertumbuh 6%, lebih cepat dari sector travel manapun. Termasuk lebih tinggi dari rata-rata tour and travel dunia, yang saat ini berada di kisaran 5%. Kedua, saat ini di hampir seluruh dunia sedang menjaring pasar Timur Tengah. Malaysia dengan Bukit Bintang, Korea dengan Jeju Island, Thailand dan Jepang juga begitu.
Dengan Bebas Visa Kunjungan (BVK), penghapusan CAIT, dan Cabotase, kata Arief Yahya, diperkirakan bakal mampu mendongkrak kedatangan wisman. “Karena itu BVK terus kita promosikan di mana-mana. Sekarang punya amunisi baru untuk bahan promosi, yakni Halal Travel, Lombok dan Sofyan Hotel,” kata dia. Ipr
Menpar juga mengingatkan, penghargaan ini cukup prestisius dan semakin menajamkan positioning Lombok, sebagai destinasi halal tourism kelas dunia. “Pasar Timur Tengah, terutama UAE, itu spending-nya paling besar, sekitar USD 1.700 per kepala. Disusul Arab Saudi sekitar USD 1.500. Rata-rata hanya USD 1.200. Jadi kalau menggunakan analisa SSS atau triple S, yakni size (ukuran), spread (laba atau margin keuntungan), dan sustainable (keberlangsungan), maka pasar halal travel itu sangat menjanjikan,” sebut Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu.
Malam penganugerahaan atas event yang didukung Abu Dhabi Tourism and Culture Authority ini dilangsungkan di The Emirates Palace Ballroom, Abu Dhabi. Event yang sering disingkat WHTS 2015 itu adalah lanjutan dari acara Global Islamic Economy Summit (GIES) pada bulan November 2013 di Dubai, UEA. Dua tahun lalu, kegiatan ini disponsori oleh Dubai Chamber, dengan pelindung HH. Syaikh Muhammad bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan sekaligus Perdana Menteri UAE.
Sofyan Hotel Betawi, lolos sebagai pemenang, setelah mengalahkan Gloria Hotel Dubai dan Landmark Hotel Dubai. Lombok sebagai World's Best Halal Honeymoon Destination, menggeser rival-rivalnya, Abu Dhabi, UAE, Antalya-Turki, Krabi-Thailand dan Kuala Lumpur-Malaysia. Sedangkan Lombok sebagai World's Best Halal Tourism Destination, menenggelamkan ambisi tuan rumah Abu Dhabi, Amman-Jordan, Antalya-Turki, Kairo Mesir, Doha-Qatar, Istanbul-Turki, Kuala Lumpur-Malaysia, Marrakech-Moroko dan Tehran-Iran.
Total awards-nya sendiri ada 14 kategori. Indonesia berhasil menembus putaran final di 5 kategori. Yakni, World Best Family Friendly Hotel, World Best Cultural Destination, World's Best Culinery Destination, World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination. “Selamat kepada Sofyan Hotel dan Lombok yang sudah punya reputasi di pasar Halal. Ini bukan akhir dari perjuangan, tetapi justru awal untuk membangun dan mempertahankan reputasi,” ingatnya.
Adapun delegasi Indonesia yang hadir di malam awarding itu antara lain Nis Niscaya (Asdep Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, red), Taufan Rahmadi, Ketua BPPD Nusa Tenggara Barat, Fauzal, Kadispar NTB, Riyanto, Owner Sofyan Hotel, dan 4 tour operator dan pengelola Hotel Swarga Lombok. “Kami bangga, meskipun deg-degan sepanjang acara sampai pengumuman itu usai,” aku Nia Niscaya dari Abu Dhabi.
Selepas pengumuman, kata Nia, banyak buyers yang lansung datang ke meja Wonderful Indonesia di Abu Dhabi. Mereka bertanya, “Ada apa dengan Lombok? Lombok itu dulu terasa jauh. Sekarang semua orang bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Lombok. Dulu dari no where in the world, sekarang menjadi somewhere in the world.
Yang cukup mengagetkan adalah, Malaysia dan Thailand tidak mendapat satu pun penghargaan. Padahal, selama ini jauh lebih banyak turis asal Timur Tengah yang ke Malaysia dan Thailand. “Tahun 2015 ini saja, target originasi Timur Tengah hanya 250 ribu saja. Tahun 2016 kami proyeksikan 310 ribu, dan tahun 2019 direncanakan mampu menembus 560 ribu orang, atau kira-kira dobel dari capaian saat ini,” tuturnya.
Seperti diketahui, sampai dengan Agustus 2015, jumlah wisman yang masuk ke Indonesia meningkat 3%, mejadi 6,3 juta orang. Kenaikan itu tergolong oke, karena tetangga Malaysia turun hingga 8,6%, Singapore juga turun 2,5%. Bulan Agustus 2015, angka kunjungan wisman melalui pintu Soekarno Hatta, Mesir naik 40%. Yang melalui Ngurah Rai, Bali, maka Bahrain naik 52%, UAE naik 41%, Mesir juga naik 23%. Sedangkan pintu Batam, Mesir juga naik 55%.
Bagaimana dengan prospek halal tourism? Pertama, paling tinggi marginnya, high revenue, high opportunity! Halal tourism dunia rata-rata bertumbuh 6%, lebih cepat dari sector travel manapun. Termasuk lebih tinggi dari rata-rata tour and travel dunia, yang saat ini berada di kisaran 5%. Kedua, saat ini di hampir seluruh dunia sedang menjaring pasar Timur Tengah. Malaysia dengan Bukit Bintang, Korea dengan Jeju Island, Thailand dan Jepang juga begitu.
Dengan Bebas Visa Kunjungan (BVK), penghapusan CAIT, dan Cabotase, kata Arief Yahya, diperkirakan bakal mampu mendongkrak kedatangan wisman. “Karena itu BVK terus kita promosikan di mana-mana. Sekarang punya amunisi baru untuk bahan promosi, yakni Halal Travel, Lombok dan Sofyan Hotel,” kata dia. Ipr
Via
Nasional
Posting Komentar