Berita NTB
Pemerintahan
Lombok Tengah, sasambonews.com- Siapa
yang tekal dengan Desa Puyung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Nama
Puyung lebih awal dikenal oleh seantero Lombok bahkan Indonesia dengan
kulinernya Nasi Balap Puyung ciptaan Inak Esun. Nasi Balap Puyung kini sudah
bisa dinikmati di seluruh Lombok dengan ciri khas tertentu. Tidak
hanya terkenal dengan nasi Puyungnya, Desa ini juga melahirkan sosok sosok
pemimpin hebat di NTB. Sebut saja Rektor Universitas Mataram, Komisaris PT.
ITDC L.Gita Ariadi dan sejumlah pejabat teras di pemprov maupun di sejumlah
Kabupaten Kota.
Desa Puyung Persiapkan Diri Hadapi Era Kemandirian
kades |
Tak
kalah hebatnya lagi, desa ini terkenal sebagai pusat pengerajin kain tenun
berupa songket, capuk dan aneka jenis kain khas tentunan penenun Puyung dengan
artshop yang besar. Selain
nasi Puyung, Desa Puyung juga bakal menjadi desa satelit dengan berbagai
pembangunan di Lombok Tengah. Kantor Bupati, kemudian pembangunan kampus
Politeknik Pariwisata, IPDN, dan SMK Pariwisata dengan nilai ivestasinya
mencapai Rp.1,3 Trilyun.
Potensi
lain yang sedang dikembangkan adalah potensi peternakan dan pertanian. Hampir
sebagian besara dari warga Desa Puyung memiliki ternak sapi mapun ternak
kabing. Selain itu ada juga peternak unggas.
Kepala
Desa Puyung L.Edith Rahadian didampingi pendamping Desa Ahmad Zamhari
mengatakan masyarakat Desa Puyung menyambut pembangunan di Desanya dengan
tangan terbuka. Bahkan pemerintah desa sudah mempersiapkan sumberdaya manusia
yang mumpuni untuk menghadapi era milinium itu sendiri melalui kegiatan pemberdayaan
ekonomi masyarakat, pendidikan dan pelatihan dasar kemampuan beriwirausaha.
Untuk
diketahui Kantor Bupati Lombok Tengah yang baru bakal dibangun di Eks PTP Kapas
di Puyung Kecamatan Jonggat. Selain itu saat ini sedang dibangun kampus
Poltekpar dan SMK Pariwisata. Dengan banyaknya pembangunan fasilitas pemerintah
itu dipastikan akan tumbuh dan berkembang kegiatan usaha kecil masyarakat
seperti kuliner, pariwisata, usaha jasa seperti indekos, penginapan dan usaha
lainnya. “Dalam setiap kesempatan, saya selalu informasikan kepada masyarakat
tentang peluang eknomi yang bisa diciptakan ketika semua pembangunan fasilitas
pemerintah itu terbangun” ungkapnya.
Selain
mempersiapkan sumberdaya manusianya, Desa Puyung juga mulai mempersiapkan
sarana dan fasilitas umum seperti penerangan jalan, pencanangan desa bersih
dari sampah dan limbah masyarakat.
Dia
mengakui lampu penerangan jalan masih kurang sehingga berpotensi terjadinya
kejahatan oleh karena itu untuk menunjang pendidikan, pariwisata maka
dibutuhkan kondusifitas lingkungan sehingga apapun jenis usaha yang digeluti
akan bisa maju dan berkembang. Sedangkan masalah kebersihan menjadi masalah
klasik yang belum bisa dituntaskan hingga saat ini akibat dari kesadaran
masyarakat yang masih sangat kurang baik menyangkut sampah rumah tangga maupun
limba dari industri rumah tangga seperti limbah Tahu Tempe.
“Masalah
limbah industri rumah tangga memang menjadi persoalan kami, disamping sampah
dari masyarakatnya, sampah kiriman dari luar desa juga kerap diterimanya dengan
cara dibuang di kali tanpa diketahui, sedangkan untuk limbah cair dari Tahu
Tempe, kita membutuhkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari pemerintah,
kalau kami tak punya dana” jelasnya.
Menurutnya
terdapat lebih dari 200 KK pengusaha kecil menengah menggeluti usaha tahu tempe
tersebut sedangkan jumlah penenun di Desa Puyung sendiri sebanyak 500 orang
penenun. Am
Via
Berita NTB
Posting Komentar