Berita NTB
Penderita Hydrocefalus Butuh Uluran Tangan
Anak Penderita Hedrosefalus |
LOMBOK
TIMUR, (Sasambonews). Anak pertama dari pasangan Abdul Majid (24) Tahun dan
Baiq Uswatun Hasanah (22) tahun warga dusun Montong Galeng, desa Rensing, Kecamatan
Sakra Barat menderita penyakit Hydrocefalus.
Kondisi Andika Saputra bayi berusia 7 bulan ini sungguh memprihatinkan. Semakin hari kepala andika semakin membesar akibat penyakit yang di alaminya.
Menurut kedua orang tau Andika mengatakan, Gejala awalnya muncul ketika anaknya mengalami demam tinggi saat berusia tiga minggu selama satu minggu, saat andika langsung di bawa ke Puskesmas Rensing, sesampai di Puskesmas Andika langsung dirujuk ke RSUD dr. Soedjono Selong, ujar Uswatun.
Dari hasil rontgen yang dilakukan oleh dokter, anaknya didiagnosa menderita hydrocefalus, saat itu juga penderita kembali dirujuk ke rumah sakit Provinsi di Mataram. Namun oleh perawat disana disarankan untuk menjalani rawat jalan karena dianggap sehat, setelah tiga kali mengikuti rawat jalan, kemudian disarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit Sanglah di provinsi Bali oleh dokter, ujarnya sedih.
“Jangankan untuk dibawa ke Sanglah untuk biaya ke Mataram saja saya masih belum bisa membayar hutang, suami saya hanya pekerja serabutan. Saya berharap ada uluran tangan dari para Dermawan atau pemerintah untuk meringankan beban kami dalam upaya kesembuhan anak kami, harapnya (Ar
Kondisi Andika Saputra bayi berusia 7 bulan ini sungguh memprihatinkan. Semakin hari kepala andika semakin membesar akibat penyakit yang di alaminya.
Menurut kedua orang tau Andika mengatakan, Gejala awalnya muncul ketika anaknya mengalami demam tinggi saat berusia tiga minggu selama satu minggu, saat andika langsung di bawa ke Puskesmas Rensing, sesampai di Puskesmas Andika langsung dirujuk ke RSUD dr. Soedjono Selong, ujar Uswatun.
Dari hasil rontgen yang dilakukan oleh dokter, anaknya didiagnosa menderita hydrocefalus, saat itu juga penderita kembali dirujuk ke rumah sakit Provinsi di Mataram. Namun oleh perawat disana disarankan untuk menjalani rawat jalan karena dianggap sehat, setelah tiga kali mengikuti rawat jalan, kemudian disarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit Sanglah di provinsi Bali oleh dokter, ujarnya sedih.
“Jangankan untuk dibawa ke Sanglah untuk biaya ke Mataram saja saya masih belum bisa membayar hutang, suami saya hanya pekerja serabutan. Saya berharap ada uluran tangan dari para Dermawan atau pemerintah untuk meringankan beban kami dalam upaya kesembuhan anak kami, harapnya (Ar
Via
Berita NTB
Posting Komentar