Lombok Tengah Terima DBD Inpor
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.-Puluhan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dijumpai di Bumi Tatas Tuhu Trasna, tidak sepenuhnya bersumber dari Lombok Tengah, melainkan sumbernya berasal dari luar wilayah Lombok Tengah alias DBD Inpor atau yang dikirim ke Lombok Tengah.” Yang terjangkit penyakit DBD itu, masyarakat yang tidak murni dari Lombok Tengah, melainkan masyarakat Lombok Tengah yang bekerja di Mataram, begitu sakit pulang ke Lombok Tengah, makanya jadilah DBD Inpor. Karena memang sumber Nyamoknya tidak dari Lombok Tengah dan itu yang beberapa kali kita jumpai,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Lombok Tengah Dr. Nurandini Eka Dewi Jum’at (11/03/2016).
Dokter spesialis anak itu mencontohkan, salah satu kasus DBD inpor yang pernah dijumpainya, yakni musibah yang menimpah salah seorang istri mantan pejabat di Lingkup Pemkab. Lombok Tengah.
Istri mantan Pejabat yang saat itu berprofesi sebagai Kontraktor meninggal dunia akibat terjangkit penyakit DBD. Dan setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh termasuk memeriksa kondisi linkungan tempat tinggal Istri Mantan pejabat tersebut, Dikes Lombok Tengah menyimpulkan bahwa, Istri Mantan Pejabat tersebut didit Nyamuk Aedes Aegypti diluar wilayah Lombok Tengah.” Ada contohnya, Waktu kita pantau lingkungannya sangat bersih tetapi karena berprofesi sebagai kontraktor sudah ke Lombok Timur dan ke Lombok Barat, jadi tidak tau dapatnya dimana. Untuk Kasus DBD seperti itu saya tidak begitu hapal jumlahnya yang jelas kasus DBD seperti itu ada,” ungkap Dr. Eka.
Dr. Eka menjelaskan, dari data yang diperoleh, jumlah masyarakat Lombok Tengah yang diduga terjangkit Penyakit DBD sebanyak 91 orang, dan setelah dilakukan pemeriksaan, dari 91 orang itu 35 orang diantaranya dinyatakan Positif terjangkit Penyakit DPD, sedangkan sisanya sekitar 62 orang hannya mengalami Suspek.
Dari 35 kasus DBD itu paling banyak dijumpai diwilayah Kecamatan Praya. Selain bersumber dari DBD Inpor juga dikarenakan Faktor Lingkungan yang ada di wilayah Kecamatan Praya Lombok Tengah.” Ada 91 kasus DBD, dan 35 orang dinyatakan Positif terjangkit DBD, sedangkan sisasnya hannya Suspek saja. Jadi angka 91 kasus itu terbelah tiga, Suspek, DB dan DBD. Dan kaksus terbanyak kita jumpai di Kecamatan Praya,”jelasnya.
Untuk mengantisifasi penyebaran Nyamuk Aedes Aegypti Dewasa, Dinkes Lombok Tengah telah melaksanakan Poging atau pengasapan di lingkungan warga masyarakat Lombok Tengah yang Positif terjangkit Penyakit DBD yang anggarannya bersumber dari APBD Lombok Tengah Tahun 2016.”Sudah 3000 rumah yang kita Poging. Anggarannya bersumber dari APBD Lombok Tengah. Jadi bahasa poging untuk pencegahan itu tidak pas karena poging itu untuk membasmi Nyamuk Dewasa, Dan Angka aman untuk dilakukan Poging adalah diatas 90 persen. Kalau belum 90 persen kita minta masyarakat ayo kapan kita gotong royong.”ungkap Dr. Eka.
Untuk itu Dr. Eka kepada seluruh lapisan Masyarakat Lombok Tengah untuk menggalakkan gerakan Proggram 30 menit dalam seminggu, yakni menutup bak penampungan air, menguras atau membersihkan bak penampungan air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air.” Gerakan 30 menit dalam seminggu untuk diri kita sendiri, seperti menutup bak penampungan air, menguras atau membersihkan bak penampungan air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air,” himbaunya. | rul
Posting Komentar