Hukum
Kasus Mangkung-Batujai Belum Damai
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Pada Minggu Malam, (24/04/2016) sekitar Pukul 19.30 Wita, hubungan masyarakat dua desa di Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah (Loteng) yakni Desa Batu Jai dengan Desa Mangkung sempat memanas.
Memanasnya hubungan masyarakat di dua desa itu berawal dari penganiyaan salah seorang warga Dusun Dadung Desa Batu Jai oleh salah seorang warga Dusun Patre Desa Mangkung.
Akibat Penganiyaan itu, warga Dusun Dadung Desa Batu Jai mengalami luka tebas di punggu sebelah kiri dan mendapatkan 16 jahitan.
Penganiyaan warga Desa Batu Jai, berawal dari percecokan yang berujung pada Pengeroyokan terhadap Jaelani 22 Tahun warga Dusun Patre Desa Mangkung oleh Habib Wardi di kawasan Bendungan Batu Jai.
Tidak terima atas pengroyokan itu Jaelani pun pulang ke rumahnya di Dusun Patre Desa Mangkung dan memberitahukan peristiwa pengeroyokan yang menimpanya tesebut kepada orang tuanya.
Jaelani yang tidak terima atas pengeroyokan itu, selanjutnya mengambil Sajam jenis Parang di rumahnya dan bergegas menuju Desa Batu Jai dengan mengendarai Sepeda Motor Kawasaki Ninja untuk mencari Habib Wardi.
Setibanya di Desa Batu Jai, tepatnya diwilayah Dusun Dadung Desa Batu Jai, Jaelani melihat dan menemukan Habib Wardi di pinggir jalan raya Batu Jai – Penujak, dan tanpa bertannya panjang lebar Jaelani langsung menebas Habib Mardi di bagian Punggung sebelah kiri.” Peristiwa itu ada sebab – musababnya. Di hari kejadian, tepatnya sekitar Pukul 14.00 Wita, Warga Desa Mangkung di keroyok oleh sejumlah pemuda di Bendungan Batu Jai, dan setelah itu barulah terjadi penganiyaan itu,” ungkap Kepala Desa (Kades) Mangkung Samsul Rijal Rabu, (27/04).
Samsul mengungkapkan, dirinya bersama Kades Batujai saat ini tengah berusaha memediasi kedua belah pihak warga yang menjadi korban pengeroyokan dan penganiyaan tersebut. Dan dirinya juga meminta kepada aparat Kepolisian Polres Loteng untuk mengusut tuntas sebab musabap terjadinya pengeroyokan dan penganiyayaan terebut.” Kenapa terjadi Penganiyayaan, karena sebelumnya telah terjadi pengeroyokan, saya dan Kades Batu Jai telah melakukan mediasi di Polres Loteng dan meminta kepada Polisi untuk menjadikan kasus itu satu paket, tidak bisa hannya melihat kasus penganiyayaan saja, melainkan juga harus dilihat kasus pengeroyokan itu. Dan tidak bisa hannya satu saja yang ditindak, terlebih lagi ada kasus pengerusakan sepeda motor dan pengeroyokan. Saat ini kami masih melakukan Mediasi dan belum ada kata sefakat dari kedua belah pihak,” ungkapnya.
Dalam kasus penngeroyokan dan penganiyaan itu, lanjut Samsul Rijal, belum ada pihak – pihak yang dijadikan tersangka, dan persoalan itu tengah diselesaikan dengan cara kekeluargaan antar kedua belah pihak yang ada di dua wilayah Desa.” Belum ada yang ditangkap dan belum ada yang disalahkan. Dan kami masih melakukan mediasi, sehingga kedua belah pihak saling memaafkan, dan kalaupun dilakukan penindakan hukum, kasus itu harus dijadikan satu paket dan tidak bisa di pisah – pisahkan,” pinta Samsul Rijal. |rul.
Memanasnya hubungan masyarakat di dua desa itu berawal dari penganiyaan salah seorang warga Dusun Dadung Desa Batu Jai oleh salah seorang warga Dusun Patre Desa Mangkung.
Akibat Penganiyaan itu, warga Dusun Dadung Desa Batu Jai mengalami luka tebas di punggu sebelah kiri dan mendapatkan 16 jahitan.
Penganiyaan warga Desa Batu Jai, berawal dari percecokan yang berujung pada Pengeroyokan terhadap Jaelani 22 Tahun warga Dusun Patre Desa Mangkung oleh Habib Wardi di kawasan Bendungan Batu Jai.
Tidak terima atas pengroyokan itu Jaelani pun pulang ke rumahnya di Dusun Patre Desa Mangkung dan memberitahukan peristiwa pengeroyokan yang menimpanya tesebut kepada orang tuanya.
Jaelani yang tidak terima atas pengeroyokan itu, selanjutnya mengambil Sajam jenis Parang di rumahnya dan bergegas menuju Desa Batu Jai dengan mengendarai Sepeda Motor Kawasaki Ninja untuk mencari Habib Wardi.
Setibanya di Desa Batu Jai, tepatnya diwilayah Dusun Dadung Desa Batu Jai, Jaelani melihat dan menemukan Habib Wardi di pinggir jalan raya Batu Jai – Penujak, dan tanpa bertannya panjang lebar Jaelani langsung menebas Habib Mardi di bagian Punggung sebelah kiri.” Peristiwa itu ada sebab – musababnya. Di hari kejadian, tepatnya sekitar Pukul 14.00 Wita, Warga Desa Mangkung di keroyok oleh sejumlah pemuda di Bendungan Batu Jai, dan setelah itu barulah terjadi penganiyaan itu,” ungkap Kepala Desa (Kades) Mangkung Samsul Rijal Rabu, (27/04).
Samsul mengungkapkan, dirinya bersama Kades Batujai saat ini tengah berusaha memediasi kedua belah pihak warga yang menjadi korban pengeroyokan dan penganiyaan tersebut. Dan dirinya juga meminta kepada aparat Kepolisian Polres Loteng untuk mengusut tuntas sebab musabap terjadinya pengeroyokan dan penganiyayaan terebut.” Kenapa terjadi Penganiyayaan, karena sebelumnya telah terjadi pengeroyokan, saya dan Kades Batu Jai telah melakukan mediasi di Polres Loteng dan meminta kepada Polisi untuk menjadikan kasus itu satu paket, tidak bisa hannya melihat kasus penganiyayaan saja, melainkan juga harus dilihat kasus pengeroyokan itu. Dan tidak bisa hannya satu saja yang ditindak, terlebih lagi ada kasus pengerusakan sepeda motor dan pengeroyokan. Saat ini kami masih melakukan Mediasi dan belum ada kata sefakat dari kedua belah pihak,” ungkapnya.
Dalam kasus penngeroyokan dan penganiyaan itu, lanjut Samsul Rijal, belum ada pihak – pihak yang dijadikan tersangka, dan persoalan itu tengah diselesaikan dengan cara kekeluargaan antar kedua belah pihak yang ada di dua wilayah Desa.” Belum ada yang ditangkap dan belum ada yang disalahkan. Dan kami masih melakukan mediasi, sehingga kedua belah pihak saling memaafkan, dan kalaupun dilakukan penindakan hukum, kasus itu harus dijadikan satu paket dan tidak bisa di pisah – pisahkan,” pinta Samsul Rijal. |rul.
Via
Hukum
Posting Komentar