Nasional
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Tiga orang warga Manado Provinsi Sulawesi Selatan yakni Bunga (30), Mawar (21) dan Melati (26) yang diduga menjadi korban penjualan orang atau manusia saat ini masih ditampung di rumah Jamhur warga Dusun Kepok Desa Mertak Tombok Kecamatan Praya Lombok Tengah (Loteng).
Oleh Jamhur, ketiga perempuan asal Manado itu ditemukan tengah kebingungan di pelabuhan Sapi Kabupaten Bima Provinsi NTB.
Karena merasa kasihan, Jamhur pun bertanya kepada ketiga perempuan tersebut, dan ketiga perempuan asal Manado itu meminta tumpangan di Kendaraan Pick Up Jamhur menuju ke Pulau Lombok.” Saya berjualan Buah di Pelabuhan Sape, dan ketika saya berkemas pulang ke Lombok, saya bertemu dengan lima orang perempuan yang mengaku berasal dari Manado. Mereka (warga Manado-red) minta ditolong dibawa sampai Lombok. Saya pun menolongnya, dan sesampai di Perempatan Mantang, 2 orang turun dan akan melanjutkan perjalanannya ke Bali, sedangkan tiga orang lainya ikut sampai kerumah saya, karena tidak punya uang untuk melanjutkan perjalanannya,” cerita Jamhur Sabtu kemarin.
Dari pengakuannya, pada Awal Bulan April 2016, kelima orang perempuan asal Manado itu direkrut oleh salah seorang warga Manado untuk dipekerjakan disalah satu perusahaan di Plores Provinsi NTT dengan Gaji sebesar Rp. 2,5 Juta per bulannya. Namun, sesampainya di Plores, kelima orang perempuan malang itu justru di pekerjakan disalah satu tempat hiburan malam yang ada di wilayah Plores, dan oleh majikan atau Bos Kafe tempatnya bekerja di paksa untuk melayani napsu lelaki hidung belang.
Karena tidak diperlakukan adil dan tidak tahan dengan perlakuan pemilik Kafe yang mempekerjakannya, kelima orang pereempuan asal Manado itupun kabur dari tempat penampungan dan melarikan diri.”Mereka kabur dari tempatnya bekerja menggunakan Travel. Mereka kabur karena tidak tahan dengan perlakuan bos tempatnya bekerja. Awalnya mereka dijanjikan dipekerjakan di perusahaan, tetapi sesampainya di Plores mereka diperjakan ditempat Hiburan malam, dan Gaji yang dijanjikan sebesar Rp. 2,5 juta per bulan ternyata tidak terbukti,”sambung Anggota Bhabinkamtibmas Desa Mertak Tombok Bribka Jayadi.
Karena tidak mengantongi identitas apapun, ketiga perempuan asal Manado itu, Sabtu, (16/04) kemarin mendatangi Polres Loteng untuk membuat surat kehilangan. Dan setelah mendapatkan surat kehilangan, ketika perempuan asal Manado itu akan kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kampung halamannya di Manado.” Karena kabur dari tempat kerja, KTP, Akte Kelahiran dan Identitas lainnya milik kelima perempuan asal Manado itu disita oleh Bos Cafe tempatnya bekerja. dan tiga orang sudah membuat Surat Keterangan Kehilangan, dengan surat keterangan kehilangan itu mereka bisa Pulang dan biaya kepulangannya akan dikirimkan oleh anggota Keluarganya di Manado. Dan dari keterangan ketiga orang itu, mereka tidak mengetahui kabar keberadaan kedua rekannya, karena kedua rekannya itu sesampai di Perempatan Mantang memilih turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan ke Denpasar,” cerita Bripka Jayadi.
Bripka Jayadi mengaku telah berkoordinasi dan menginformasikan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Loteng terkait dengan keberadaan dan nasib dari ketiga perempuan asal Manado tersebut, namun tidak mendapat respon Positif.” Sudah saya laporkan ke Dinas Sosial,tetapi tidak direspon. Dan saat ini ketiga orang itu masih ditempung di Rumah Jamhur, sambil menunggu kiriman uang dari Anggota Keluargaya di Manado,” ujarnya. |rul.
Tiga Warga Manado Diduga Korban Trafiking
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com. Tiga orang warga Manado Provinsi Sulawesi Selatan yakni Bunga (30), Mawar (21) dan Melati (26) yang diduga menjadi korban penjualan orang atau manusia saat ini masih ditampung di rumah Jamhur warga Dusun Kepok Desa Mertak Tombok Kecamatan Praya Lombok Tengah (Loteng).
Oleh Jamhur, ketiga perempuan asal Manado itu ditemukan tengah kebingungan di pelabuhan Sapi Kabupaten Bima Provinsi NTB.
Karena merasa kasihan, Jamhur pun bertanya kepada ketiga perempuan tersebut, dan ketiga perempuan asal Manado itu meminta tumpangan di Kendaraan Pick Up Jamhur menuju ke Pulau Lombok.” Saya berjualan Buah di Pelabuhan Sape, dan ketika saya berkemas pulang ke Lombok, saya bertemu dengan lima orang perempuan yang mengaku berasal dari Manado. Mereka (warga Manado-red) minta ditolong dibawa sampai Lombok. Saya pun menolongnya, dan sesampai di Perempatan Mantang, 2 orang turun dan akan melanjutkan perjalanannya ke Bali, sedangkan tiga orang lainya ikut sampai kerumah saya, karena tidak punya uang untuk melanjutkan perjalanannya,” cerita Jamhur Sabtu kemarin.
Dari pengakuannya, pada Awal Bulan April 2016, kelima orang perempuan asal Manado itu direkrut oleh salah seorang warga Manado untuk dipekerjakan disalah satu perusahaan di Plores Provinsi NTT dengan Gaji sebesar Rp. 2,5 Juta per bulannya. Namun, sesampainya di Plores, kelima orang perempuan malang itu justru di pekerjakan disalah satu tempat hiburan malam yang ada di wilayah Plores, dan oleh majikan atau Bos Kafe tempatnya bekerja di paksa untuk melayani napsu lelaki hidung belang.
Karena tidak diperlakukan adil dan tidak tahan dengan perlakuan pemilik Kafe yang mempekerjakannya, kelima orang pereempuan asal Manado itupun kabur dari tempat penampungan dan melarikan diri.”Mereka kabur dari tempatnya bekerja menggunakan Travel. Mereka kabur karena tidak tahan dengan perlakuan bos tempatnya bekerja. Awalnya mereka dijanjikan dipekerjakan di perusahaan, tetapi sesampainya di Plores mereka diperjakan ditempat Hiburan malam, dan Gaji yang dijanjikan sebesar Rp. 2,5 juta per bulan ternyata tidak terbukti,”sambung Anggota Bhabinkamtibmas Desa Mertak Tombok Bribka Jayadi.
Karena tidak mengantongi identitas apapun, ketiga perempuan asal Manado itu, Sabtu, (16/04) kemarin mendatangi Polres Loteng untuk membuat surat kehilangan. Dan setelah mendapatkan surat kehilangan, ketika perempuan asal Manado itu akan kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke kampung halamannya di Manado.” Karena kabur dari tempat kerja, KTP, Akte Kelahiran dan Identitas lainnya milik kelima perempuan asal Manado itu disita oleh Bos Cafe tempatnya bekerja. dan tiga orang sudah membuat Surat Keterangan Kehilangan, dengan surat keterangan kehilangan itu mereka bisa Pulang dan biaya kepulangannya akan dikirimkan oleh anggota Keluarganya di Manado. Dan dari keterangan ketiga orang itu, mereka tidak mengetahui kabar keberadaan kedua rekannya, karena kedua rekannya itu sesampai di Perempatan Mantang memilih turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan ke Denpasar,” cerita Bripka Jayadi.
Bripka Jayadi mengaku telah berkoordinasi dan menginformasikan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Loteng terkait dengan keberadaan dan nasib dari ketiga perempuan asal Manado tersebut, namun tidak mendapat respon Positif.” Sudah saya laporkan ke Dinas Sosial,tetapi tidak direspon. Dan saat ini ketiga orang itu masih ditempung di Rumah Jamhur, sambil menunggu kiriman uang dari Anggota Keluargaya di Manado,” ujarnya. |rul.
Via
Nasional
Posting Komentar