Berita NTB
Tak Jamin Loteng Bebas Vaksin Palsu
LOMBOK TENGAH, sasambonews.com.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menguak komplotan pemalsu vaksin di sebuah pabrik di Pondok Aren Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/6) lalu. Dan berhasil menangkap lima orang tersangka pembuat dan pengedar Vaksin Palsu.
Dari hasil penyelidikan Pabrik pembuatan vaksin palsu ini membuat vaksin campak, polio, dan hepatitis B, tetanus, dan BCG (Bacille Calmette-Guerin).
Lokasi pabrik ditemukan di tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya serta alat pembuat vaksin. Dan pelaku mengisi ampul dengan cairan buatan sendiri yang menyerupai vaksin asli. Lalu ditempeli merek dan label.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menelusuri peredaran vaksin palsu sejak 2013, dan baru diketahui ditahun 2016 ini, diduga Vaksin Palsu itu telah beredar ke luar Pulau Jawa dan bisa jadi telah menyebar keseluruh wilayah Indonesia.
Atas dasar kasus Vaksin Palsu itu , Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) akan bekerjasama dengan BPOM untuk menelusuri dan mendata seluruh pusat pelayanan kesehatan swasta atau Klinik Swasta yang melaksanakan Vaksinasi, termasuk mendata dan menelusuri Balita yang pernah di berikan Vaksin di Klinik yang melakukan Vaksinasi tersebut.” Kita tidak tahu dan tidak bisa berkemontar apakah ada balita di Loteng yang mendapatkan Vaksin Palsu. Pola peredaran Vaksin Palsu ini sedang kita telusuri, ada tidak yang mengambil Vaksin di luar Dikes, kalau ada kita akan telusuri lagi dan meminta keterangan dari pelaku peredaran vaksin palsu yang sudah ditangkap itu, dan kita akan bekerjasama dengan BPOM,” terang Kadikes Loteng Dr. Nurandini Eka Dewi Jum’at (25/06/2016).
Dr. Eka menegaskan, balita yang mendapatkan Vaksinasi di sarana pemerintah seperti Puskesmas, Rumah Sakit termasuk Rumah Sakit Swasta terbebas dari Vaksin Palsu, termasuk Balita yang mendapatkan Vaksinasi melalui PIN Nasional.
Pasalnya, sarana pemerintah menapatkan semua jenis Vaksin dari Pemerintah Pusat dalam hal ini dari Kementerian Kesehatan RI.” Kalau Vaksin yang dikeluarkan dari sarana pemerintah itu insyaallah aman, karena kami mendapatkan Vaksin itu dari Depkes dan Depkes mendapatkan dari Bio Farma, jadi kami tidak membeli sendiri, dan Vaksin palsu itu kemungkinan besar dijual ke pihak swasta (Klinik) sedangkan Rumah Sakit Swasta biasanya ngambil Vaksin ke Dikes,” tegasnya.
Dokter Spesialis anak itu menuturkan, oleh pelaku yang telah ditangkap Polisi itu memalsukan semua jenis Vaksin, termasuk memalsukan Vaksin Inport. untuk itu ia berpesan, konsumen yang curiga bisa menghubungi BPOM, Polisi atau Dikes. " Semua jenis Vaksin dipalsukan, jadi jangan beli vaksin di tempat yang tidak resmi,” pesan Dr. Eka.
Sementara itu terkait dengan dampak dari Vaksin palsu itu, Dr. Eka mengungkapkan, risiko pertama tubuh tidak akan mendapat efek perlindungan sistem kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Risiko terberat adalah anak terkena infeksi. Sebab, proses pembuatan vaksin palsu tidak steril dan bisa tercemar banyak kuman.
"Kalau cairan penuh kuman ini disuntikkan ke tubuh, orang bisa infeksi," ujarnya. |rul.
Via
Berita NTB
Posting Komentar